Kebenaran dan kebathilan merupakan suatu hukum alam yang pasti berlaku di dunia ini, dimana ada kebenaran disitu ada kebathilan. Kebatilan yang bersifat merusak merupakan suatu akibat yang timbul akibat lemahnya potensi kebaikan yang termanfaatkan dan terberdayakan. Karena itu berjuang menegakkan kebenaran, keadilan dan kedamaian dimuka bumi ini merupakan rangkaian upaya menuju pemberdayaan dan pemanfaatan potensi kebaikan yang terdapat pada setiap insan. Setiap pribadi muslim mempunyai kewajiban azasi untuk menyebar kebenaran dan keadilan tersebut dengan cara-cara yang ma’ruf. Al-Islam sebagai sistem ajaran sempurna dan paripurna memberi arahan dan pedoman dalam pelaksanaan kewajiban tersebut menuju tercapainya kemuliaan makhluq manusia dan kesejahteraan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelajar sebagai salah satu dari komponen umat tidak pula terlepas dari kewajiban-kewajiban tadi. Fakta sejarah menunjukkan bahwa tegaknya dan eksistensi negara Indonesia ini tidak terlepas dari kerjasama antara pelajar beserta komponen ummat lainnya. Karena keberadaan pelajar sangat menentukan eksistensi negara di masa mendatang.
Pelajar Muslim sebagai bagian terbesar dari Pelajar Indonesia menyadari betul akan potensi, posisi dan tugasnya dalam barisan pejuang penegak kebenaran, keadilan dan kedamaian ditengah kehidupan umat. Bekal iman dan islam, intelektual dan kecendekiaan serta semangat dan pengabdian diyakini sebagai anugerah dan amanah Allah yang harus dimanifestasikan untuk kemaslahatan bersama ummat.
Pemuda itu adalah generasi penerus bangsa. Jika pemudanya tidak bermoral, maka bangsa ini akan menjadi sepeeti itu juga. Jika oemuda itu mantap dari segi Ruhiyah, Jasadiyah, dan Fikriyah, maka selamatlah bangsa ini dengan peran mereka sebagai estafet dakwah.
Coba bayangkan jika pemimpin bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak cerdas dan bermoral. Dapatkah kalian bayangkan hai sobat muda? Tapi coba kita bayangkan jika pemimpin bangsa ini dipimpin oleh generasi pemuda Islam yang mempunyai bekal cukup. Sungguh menyenangkan bangsa ini kedepan.
Seperti Abu Ubaidah bin Jarroh, dia menjadi seorang panglima perang saat menginjak usia kurang dari 20 tahun (bukan 50 tahun keatas). Karena dia mempunyai semangat sebagai pemuda Islam yang akan memberi kontribusi yang luar biasa bagi Islam
Dapatkah kita temukan pemimpin bangsa seperti Kholifah Umar Bin Abdul Aziz? Dialah yang membawa Islam menuju kejayaan. Dimanakah dicari Pemuda Harapan? Dapatkah ditemukan kembali kepada pemuda Islam yang memberi suatu hasil yang luar biasa bagi dunia? Seperti Ibnu Sina, al-Khawarizmi, Muhammad Al-Fatih (peruntuh tembok Konstatinopel) . Lalu, dimana kalian?
Gunakan potensi yang kalian miliki. Maksimalkanlah semua pemberian Sang Pencipta. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya, untuk menyongsong visi ke depan yang lebih baik.
Sebuah Lirik Nasyid :
-=Masa Muda=-
Masa muda usiaku kini
Warna hidup tinggal kupilih
Namun aku telah putuskan
Hidup diatas kebenaran
Masa muda penuh karya untuk-Mu Tuhan
Yang aku persembahkan sbagai insan beriman
Mumpung muda ku tak berhenti menapak cita
Menuju negeri syurga yang nun jauh disana
Kini jelas tiap langkahku
Illahi jadi tujuanku
Apapun yang aku lakukan
Islam slalu jadi pegangan
Selasa, 19 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PANDANGAN MATA
Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
0 komentar:
Posting Komentar