Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.Demi waktu,Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.( QS. Al-Ashr )

Sabtu, 27 Februari 2010

Oh Sahabat, Kemana Saja Kau?

0 komentar
Teringat seorang sahabat yang begitu membuatku terpana dengan kesehariannya tempo dulu, dulu sekali.Aku selalu iri dengan apa yang ada pada dirinya. Ya, aku iri dengannya. Iri, pun bangga dengannya. Memang kadang selalu begitu.

Dirinya yang dulu "alim"; rajin ibadah, shalat di pertigamalam pun tak pernah ketinggalan, ia anggap itu adalah sebuah kebutuhan hidup. Puasa sunnah senin kamis juga sudah menjadi kewajiban baginya. Rajin belajar dan tak pernah mendapatkan nilai di bawah delapan. Menakjubkan! Sungguh aku iri ketika itu.

Namun, keadaan itu kini sudah berbalik. Aku sering bertanya dalam hati, “dirimu yang dulu itu sekarang di mana? hilang kemana? dimakan zamankah?” Sungguh kejamkah zaman telah memberangus unggah-ungguh, tindak-tanduknya yang sopan pada siapa saja, tak pernah muncul dari mulutnya hewan seisi kebun binatang, apalagi sampai mencaci-maki orang lain, tak pernah ia lakukan itu.

Dan sekarang? Sekarang dia berubah total dari yang dulu.

“Waktu, kalau boleh aku minta kembalikan dia seperti dulu lagi!”

Sempat beberapa hari yang lalu aku bertemu dengannya, namun apa yang terjadi dengannya Ketika itu? Aku tidak menyangka kalau dia sudah berubah drastis, tanpa canggungnya dia tawarkan minuman keras padaku.“Maaf, Wan, aku tidak minum lagi.”

Aku tempo dulu yang ia ajari dan yang ia perkenalkan padaku huruf-huruf hija’iyah hingga aku bisa membaca al-Qur’an, aku dulu yang olehnya dikenalkan seorang ustadz, hingga aku sedikit mengetahui ajaran agama Islam, aku yang dulu buta akan sejarah para nabi, sejarah Khulafaurrasyidin maupun sahabat-sahabat nabi dan sejarah orang-orang shaleh, dan aku bisa merasakan nikmatnya ber-Islam, nikmatnya masuk Islam selayaknya aku memasuki rumah tempat tinggalku sendiri. Akupun jauh dari minuman memabukkan. Aku bersyukur bertemu dengannya.

Tapi, dia sekarang? Lihatlah, teman, dia sekarang berubah total.Saat aku tanya, “Inikah kehidupanmu sekarang?”“Iya, emang kenapa?” Jawabnya cuek.Melihat itu rasanya dada sesak, muntap bukan mantap. Kaget.

Kenapa sahabatku yang dulu sopan dan lembut tutur katanya dan bahkan berbicara dengan cewek pun dia gemetar hingga keluar keringat dingin. Dan bahkan sekarang ia dengan yang bukan mahram pun seakan tak ada batas dalam pergaulan. Naudzubillah. Hidupnya amburadul tak karuan “Inikah hidup, Tuhan?”

Di mana penjagaan-Mu terhadap hamba-hambaMu yang shalih, dimana Engkau saat dia melakukan maksiat? dimana, dimana engkau, Tuhan? Aku bingung memikirkan ini semua. Tak sampai otakku. Sudahlah,memang benar kata si fulan, kamu adalah produk lingkungan. Lingkunganlah yang akan menentukan dan mendekte gerak-gerik, tingakah laku siapa saja, namun aku rasa tidak semua orang adalah produk lingkungan, terganung individu masing-masing, bagaimana dia berada dalam lingkungan itu, diakah yang akan merubah lingkungan itu? atau diakah yang akan diubah oleh lingkungan itu sendiri atau dia bahkan ‘made in’ lingkungan tertentu?

Tapi kenyataan yang kita lihat sekarang, lingkungan bejat kita akan bejat, lingkungan baik akan baik pula. Sebagaimana pepatah mengatakan, berteman dengan penjual minyak wangi sedikit banyak akan tertular wanginya.

Sedikit kabar angin tentang dia yang sampai ke telingaku, bahwa orang tuanya cerai. “Broken home”, batinku. Aku dengar dari kawanku, bahwa Irwan tidak tahan dengan hidup yang ia jalani, yang tiap harinya harus mendengarkan percekcokan kedua orang tuanya, yang tiap harinya harus melihat piring terbang di rumahnya, ibunya tak pernah memasak buat bapaknya. Suami pulang kerja, yang seharusnya isteri menjadi tempat berkeluh kesah sambari mengusap peluh sang suami pulang kerja. Tapi nyatanya sang isteri tidak di dapatkannya di rumah saat sang suami sampai di rumah. Sang isteri pulang hingga malam dan di antar pemuda tinggi besar, entah siapa. Laksana panggung sandiwara dalam film maupun sinetron. Dan betapa biadab sang isteri.Sebegitu besarkah pengaruh dunia persinetronan?

“Aku ini suamimu kurang apa? kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal sudah ku cukupi,” geram sang suami, dongkol dalam hati.

“Bukankah papa di kantor dari pagi sampai sore bisa bercanda ria dengan perempuan-perempuan kantor, mama sebagai istri papa merasa kurang di perhatikan, papa yang tiap minggu harus keluar kota, urusan inilah, urusan itulah, mama tidur sendirian, jangan kira mama tidak tahu apa yang papa lakukan selama di luar kota sana. Papa membawa perempuan kantor itukan? yang papa bilang, itu klien, klien, klien. Kotoran pun keluar dari mulut sang isteri berbentuk kata-kata, protes sang isteri saat percekcokan.
Plak! Telapak tangan mendarat di pipi sang isteri. Kasar sekali.Begitulah tiap harinya Irwan menyaksikan tontonan di rumahnya. Betapa tidak ngilu hatinya?

Seorang awam menjadi sasran naik turunnya iman, tiap hari bahkan tiap menit maupun detik selalu berubah-ubah, yang kadang naik dan kadang turun bak roda pedati, kadang berada di atas dan suatu ketika juga berada di bawah.

Melihat apa yang ada pada sahabatku sekarang aku serasa tidak terima, kenapa harus sahabatku yang menanggung cobaan seperti itu? kenapa harus sahabatku yang menjadi begitu? sungguh tidak disangka!

Perjalanan hidup ini memang berliku, sebagaimana yang telah terjadi pada Irwan.
Pernah dia curhat padaku kenapa dia berubah total seperti itu, berada dalam kenistaan hidup. Alhamdulillah ternyata dia sendiri menyadarinya kalau dia itu sudah berubah total dari yang ada dulu.

“Kawan, itu lah hidup, yang tiap saat sang pengasih tak akan pernah berhenti mengasihimu, kawan.Sang pengasih masih sayang padamu, kawan. Bentuk kasih sayangNya yaitu ujian yang Dia timpakan padamu itu, kawan.Kamu harusnya bangga karena sang pengasih masih memberikan perhatian padamu, kawan.Kamu harus tegar dan sabar. Berdoa saja lah semoga sang pemberi kasih sayang masih juga mengasihi ke dua orang tuamu”.

Sahabat, hidup memang penuh liku. Jalan berbatu menghalangi perjalanan, jalan bertanjak, dan kita mau tidak mau harus menempuhnya. Kuat apa tidak menempuh tanjakan itu, Kita harus dapat menyingkirkan halang rintang itu, hingga kita bisa melanjutkan perjalanan ini dengan nyaman tanpa merasa ada halangan. Sabar dan tegar yang kita butuhkan.

Sahabat, semoga engkau kembali pada jalan yang benar. Dalam kehidupan ini ada jalan kebenaran dan jalan kebatilan atau kesesatan. Hidup adalah pilihan. KataNya, “Faman syaa’a fal yu’min waman syaa’a fal yakfur”, Silahkan kamu mau mukmin atau kafir. Tapi ingat, ada konsekuensinya, yaitu surga dan neraka. Semoga engkau bisa memilihnya, sahabat.

Semoga engkau kuat menghadapi hidup ini. semoga dirimu yang dulu kembali pada dirimu lagi, kembali kepada jalan kebenaran, bukan jalan kesesatan. Amin.

Jangan Berat Tuk Tersenyum

0 komentar
Belum genap satu bulan saya dan keluarga tinggal disebuah rumah yang saya kontrak didaerah bekasi utara. Alhamdulillah rumah ini terasa nyaman dengan sirkulasi udara dan cahaya yang cukup. Tiga minggu tinggal disini, Allah telah memberikan sebuah pelajaran berharga bagi saya.

Subuh tadi ketika hendak berangkat berjama’ah ke masjid, tepat di depan rumahku duduk seorang security/hansip yang sedang tugas jaga. Ia duduk seorang diri diatas bangku yang kebetulan memang ada didepan rumahku sambil menghisap sebatang rokok dalam-dalam. Posisinya menghadap tepat kearah pintu rumahku. Saya belum menyadari keberadaanya ketika membuka pintu rumah dan menguncinya kembali untuk saya tinggalkan. Namun ketika saya membuka pintu gerbang, sedikit kaget saya melihatnya. Kemudian kulemparkan senyum kearahnya, namun Pak Hansip ini cuek saja, bahkan wajahnya terlihat masam (sedikit kecewa saya atas sikapnya). Kemudian kulanjutkan langkahku menuju masjid. Karena penasaran sebelum meninggalkan rumah saya coba menyapa Pak Hasip yang belum saya kenal ini “mari pak” basa-basi memang, tapi saya berharap dengan sapaan ini ia akan memberikan sedikit senyuman kepada saya. Ternyata lagi-lagi saya harus kecewa ia hanya menjawab dengan singkat “ya”, masih dengan muka masamnya.

Sebelumnya hari minggu yang lalu hal yang serupa juga saya alami. Saat itu saya sedang menyapu dan mencabuti rumput dihalaman hingga ke sisi jalanan di depan rumah. Jalanan depan rumah saya ada dua jalur dan dibatasi oleh pemisah jalan yang diatasnya ditanami berbagai pepohonan diantaranya pohon palem. Saya mencabuti rumput-rumput yang ada dibawah pembatas tersebut dan rumput-rumput itu saya taruh di pinggiran pohon palem yang saat itu memang sudah banyak rumput liar disekitarnya. Sedangkan sampah lain saya kumpulkan dan saya buang ditempat sampah saya. Namun tiba-tiba seorang bapak datang kearahku dan tanpa menyapa apapun langsung memungut rumput-rumput tadi dan melemparnya ketumpukan sampahku sambil berteriak “Ini jangan dibuang disini mas, capek-capek saya ngerapiin dari ujung sana”. Saya segera meminta ma’af: “oohh, ma’af pak saya tidak tau, nanti saya rapihkan”. Kemudian ia berlalu begitu saja.

Dua kejadian tadi meninggalkan beberapa pertanyaan dalam hati saya. “Mengapa mereka bersikap demikian?” “Beratkah untuk membalas senyuman? Tidak adakah cara lain yang lebih santun untuk menyapa/menegur? Atau mereka menganggap karena saya orang baru disini?" Padahal dengan iktikad baik sejak kepindahan keluarga saya kesini, saya segera lapor ke ketua RT. Bahkan ketika pak RT menyampaikan bahwa untuk keluarga yang mengontrak, iuran bulanan (sampah dan keamanan) harus dibayar 6 bulan sekaligus sayapun menyetujuinya, karena ini sudah menjadi aturan disini. Dan sebagai pendatang saya harus mengikuti aturan yang ada.

Tentunya bukanlah semata karena saya orang baru disini, tapi mungkin saat itu Allah belum memberikan kelembutan hati kepada kedua Bapak tadi. Saya pun tak berfikir macam-macam terhadap keduanya. Bahkan dalam kasus yang kedua, sore harinya ketika bertemu Bapak itu saya langsung memberikan senyuman, dan Alhamdulillah Bapak itupun tersenyum. Dan besok pagi jika saya bertemu Pak Hansip itu saya pun akan tersenyum lagi, tak perduli Pak Hansip itu membalasnya atau tidak. Bukankah senyum itupun bagian dari ibadah bahkan termasuk sedekah.

Dalam sebuah hadits dikatakan: “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah (senyum) pada orang lain,” (HR. Muslim) dan juga saya teringat sebuah Hadits "Tabassumu fi akhika shadaqoh" yang artinya senyum untuk saudaramu adalah Sedekah. Jadi, saya akan tetap tersenyum.

Minggu, 21 Februari 2010

Sekilas Mengenang Idola Kita

0 komentar
Idola

Siapa Idola Kita? Rossi? atau Tukul Arwana?
Setiap insan pasti menantikan idola tersebut. Idola yg harus kita idolakan adalah idola yang benar-benar bisa membuat perubahan kepada diri kita. Yang mendatangkan manfaat kepada Diri kita. Lalu, bagaimana cara memilihnya? Yaitu kita melihat akhlak, kehidupan, sifat, dll. Tentu saja Rasululloh saw.

Siapa mukmin yang tidak rindu ingin bertemu dengan Rasulullah saw. Jika bertemu, pasti kita ingin memeluknya. Seperti apa ciri fisik Rasulullah saw.?

Ciri Fisik Rasulullah SAW

Ali bin Abi Thalib r.a. memerinci ciri fisik Rasulullah saw., “Nabi Muhammad saw. tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Berpostur indah di kalangan kaumnya, tidak terlalu gemuk dan tidak pula terlalu kurus. Perawakannnya bagus sebagai pria yang tampan. Badannya tidak tambun, wajah tidak bulat kecil, warna kulitnya putih kemerah-merahan, sepasang matanya hitam, bulu matanya panjang. Tulang kepalanya dan tulang antara kedua pundaknya besar, bulu badannya halus memanjang dari pusar sampai dada. Rambutnya sedikit, kedua telapak tangan dan telapak kakinya tebal.

Apabila berjalan tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, beliau menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang beliau adalah penutup para nabi. Beliau adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya.”

Setiap orang yang bertemu Rasulullah saw. pasti akan berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah Rasulullah saw. di mata khalayak, sebah beliau berakhlah sangat mulia seperti yang digambarkan Al-Qur’an, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Nasab Rasulullah SAW

Nasabnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Quraisy bin Kilab. Rasulullah saw. memiliki silsilah yang berujung pada Adnan anak keturunan Nabi Ismail a.s. Semuanya dikenal sebagai orang-orang yang mulia dan shalih. Tak heran jika Rasulullah saw. adalah anak Adam yang paling mulia kehormatan dan paling utama nasabnya. “Aku adalah manusia pilihan dari di antara manusia pilihan dari di antara manusia pilihan.”

Rasulullah saw. adalah putra semata wayang Abdullah, anak terakhir Abdul Muthallib. Abdul Muthalllib pernah bernazar, jika dikaruniai 10 anak lelaki, ia akan menyembelih satu orang di antaranya untuk Allah. Ketika diundi, keluarlah nama Abdullah. Ketika Abdul Muthallib akan memenuhi nazarnya, kaumnya bermusyawarah dan menawarkan kepadanya agar menebus putra bungsunya itu dengan 100 ekor unta atau serata dengan diat 10 orang budak.

Abdullah wafat saat Rasulullah saw. masih dalam kandungan Aminah, ibunya. Aminah adalah anak Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Rasulullah saw. lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Aminah mengirimkan bayinya ke Abdul Muthallib. Lantas Abdul Muthallib membawa bayi yang dinamainya Muhammad itu berthawaf mengelilingi Ka’bah.

Tahun Gajah

Tahun Gajah, apa maksudnya? Di tahun kelahiran Rasulullah saw. ada peristiwa besar di Mekkah. Abrahah Al-Habsyi seorang panglima perang kebangsaan Habasyah (Ethiopia) berkuasa di sebagai Gubernur Yaman di bawah pemerintahan Raja Najasyi, Raja Habasyah. Ia membangun sebuah gereja besar yang diberi nama Al-Qallais. Abrahah ingin gerejanya itu menjadi kiblat seluruh bangsa Arab.
Seorang pria dari Bani Kinanah mendengar obsesi Abrahah itu. Ia pergi ke Yaman dan menyelinap ke dalam gereja itu di malam hari. Ia buang air besar kemudian membuang kotorannya di kiblat gereja itu.

Mengetahui itu, Abrahah marah. Ia bersumpah akan pergi ke Mekkah dan menghancurkan Ka’bah. Abrahah mengerahkan tentara dan pasukan gajahnya. Namun, perjalanan pasukan gajah ini terhenti di Mina. Allah swt. membinasakan pasukan itu dengan mengirimkan serombongan Burung Ababil yang melemparkan kerikil mematikan. Tahun terjadinya peristiwa itu dinamakan Tahun Gajah.
Ibu Susu Rasulullah SAW

Sudah menjadi tradisi kalangan terpandang Arab, bayi-bayi mereka disusui oleh murdi’at (para wanita yang menyusui bayi). Rasulullah saw. ditawarkan kepada murdi’at dari Bani Sa’ad yang sengaja datang ke Mekkah mencari bayi-bayi yang masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah. Tapi mereka menolak karena Rasulullah saw. anak yatim. Namun Halimah Sa’diyah tidak mendapatkan seroang bayi pun yang akan disusui. Karena itu, agar pulang tanpa tangan hampa, ia mengambil Rasulullah saw. yang yatim itu sebagai anak susuannya.

Keberadaan Muhammad mungil memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi kabilahnya. Setelah dua tahun, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi ibunya. Karena sadar bahwa keberadaan Muhammad kecil memberi berkah kepada kampungnya, Halimah memohon Aminah agar Muhammad kecil diizinkan tinggal kembali bersama Bani Sa’ad. Aminah setuju.

Muhammad cilik dikembalikan ke Mekkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada. Dua malaikat datang menghampiri Rasulullah saw. dengan membawa bejana dari emas berisi es. Mereka membelah dada Rasulullah saw. dan mengeluarkan hatinya. Hati itu dibedah dan dikeluarkan gumpalan darah yang berwarna hitam. Kemudian dicuci dengan es. Setelah itu dikembalikan seperti semula. Halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad cilik. Ia dan suaminya sepakat mengembalikan Muhammad kecil kepada ibunya.
Aminah dan Abdul Muthallib Wafat

Muhammad kecil pun tinggal bersama ibunya. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad cilik dibawa ibunya mengunjungi paman-pamannya dari Bani Adi bin Najjar di Yatsrib (yang kemudian hari berubah nama menjadi Madinah). Dalam perjalanan ini Aminah wafat di Abwa dan dikuburkan di sana.
Kemudian Muhammad cilik diasuh kakeknya, Abdul Muthallib. Namun tak berlangsung lama, hanya 2 tahun. Abdul Muthallib wafat ketika Rasulullah saw. berusia 8 tahun. Rasulullah saw. kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Perjalanan ke Syam

Abu Thalib pergi berdagang ke Syam. Keponakannya, Muhammad, ikut serta. Kafilah dagang ini tiba di Kampung Busra. Mereka bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira.
Bahira tahu tentang ajaran Nasrani dan ia paham betul tentang ciri dan sifat Rasul terakhir yang diberitakan oleh Nabi Isa a.s. Bahira melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, keponakan Abu Thalib. Ia menasihati Abu Thalib agar segera membawa pulang keponakannya dan waspada dengan orang-orang Yahudi.

Menikah Dengan Khadijah

Ketika berusia 25 tahun, Rasulullah saw. pergi ke Syam membawa barang dagangan milik Khadijah. Rasulullah saw. ditemani pembantu pria kepercayaan Khadijah bernama Maisaroh. Maisaroh memberi informasi kepada Khadijah tentang sifat-sifat Rasulullah saw.

Kemudian setelah kembali ke Mekkah, Muhammad muda menikah dengan Khadijah. Saat dinikahi Muhammad muda, Khadijah bersatus janda. Dari pernikahan ini Muhammad dan Khadijah mendapatkan beberapa orang anak. Ada riwayat yang mengabarkan Rasulullah saw. dikaruniai 2 orang anak lelaki dari Khadijah, yaitu Qasim dan Abdullah. Namun keduanya meninggal sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Rasulullah saw. juga mendapat anak-anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab, Ruqayyah, dan Ummi Kulsum. Mereka mengamalkan Islam dan meninggal sebelum Rasulullah wafat. Sedangkan putri bungsu Rasulullah saw. dari Khadijah adalah Fathimah. Fathimah meninggal 6 bulan setelah Rasulullah saw. wafat.

Berkhalwat di Gua Hira

Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Muhammad suka menyendiri di Gua Hira. Ini dikarenakan ia begitu membenci paganisme, agama kaumnya, dan setiap perbuatan keji yang dilakukan kaumnya. Di Gua Hira Muhammad beribadah kepada Rabbnya.
Membangun Ka’bah

Ketika Muhammad menginjak usia 35 tahun, orang-orang Quraisy berkumpul untuk membangun kembali Ka’bah yang rusak. Saat proses peletakan kembali Hajar Aswad, para kabilah Quraisy bersengketa. Mereka masing-masing merasa paling berhak melakukannya. Selisih pendapat ini sampai pada puncaknya. Mereka siap saling berperang.

Tapi, akhirnya mereka sepakat untuk menjadikan orang yang pertama kali masuk dari pintu masjid sebagai hakim yang memutus perkara mereka. Dan orang yang muncul pertama kali dari masjid adalah Muhammad. Mereka serempak mengatakan, “Ini dia Al-Amin. Kami ridha dengannya!”

Kemudian Muhammad meminta sehelai selendang, lalu ia ambil hajar Aswad dan meletakkannya dengan tangannya sendiri. “Setiap kabilah hendaknya mengambil sisi-sisi selendang ini lalu angkatlah bersama-sama,” begitu katanya kemudian. Setelah diangkat hingga dekat dengan tempatnya, Muhammad mengangkat dan meletakkan dengan tangannya sendiri Hajar Aswad di tempat yang seharusnya. Dan pembangunan itu pun selesai dengan semua kabilah merasa senang.

Sabtu, 13 Februari 2010

Antara Malu, Jilbab, dan Pengorbanan Diri

0 komentar

Seorang wanita berkulit hitam mendatangi Rasulullah SAW. kalimat ini diungkapkannya kepada lelaki agung itu.

" Ya Rasul, aku menderita penyakit ayan dan aku khawatir jika auratku tersingkap saat penyakitku sedang kumat. Maka berdo'alah engkau untukku kepada ALLAH SWT, agar Dia berkenan menyembuhkan penyakitku,"

Kemudian Rasulullah SAW. Bersabda : " Jika engkau mau bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau mau sembuh, aku akan berdo'a agar ALLAH SWT menyembuhkan penyakitmu."

Wanita tersebut kemudian menjawab : " Aku lebih memilih untuk bersabar saja. Akan tetapi, aku sangat khawatir jika auratku tersingkap saat penyakitku sedang kumat. Karenanya, tolong do'akan aku agar auratku tidak tersingkap saat penyakitku kumat."

SUBHANALLAH, segala puji bagi ALLAH. Wania itu begitu agung dalam mengambil sikap. Dia ridha dengan cobaan yang selalu menimpanya dalam kehidupan dunia yang fana ini. Dia lebih memilih surga ketimbang menikmati kehidupan dunia secara sempurna adanya.
Kemuliaan akhlak dan ketakwaannya terungkap ketika dia lebih mengkhawatirkan tersingkapnya aurat tubuhnya apabila sakitnya tengah menyerangnya. Dia menolak bila orang lain melihat auratnya sekalipun, sungguh itu diluar kontrol kesadarannya.

Pada episode lain :

Kita saksikan, Si gadis remaja mengenakan celana panjang yang pingganya sudah bergeser turun beberapa senti. Atasannya berupa baju yang tak tuntas menutupi pinggang. Jadilah ada aurat yang terlewati untuk dilindungi.

Jika saja si gadis mau mendengarkan bisikan nuraninya, maka sangat mungkin dia tidak akan pernah memakai pakaian itu lagi. Sebab, si gadis beusaha menarik baju atasannya kebawah ketika hendak turun dari angkot. Si gadis berusaha menutupi rok mininya dengan tas atau buku ketika duduk. Si gadis masih berusaha untuk menutupi bagian pinggangnya ketika aktifitasnya membuat bajunya tak menutupi semua tubuhnya dengan sempurna.
Ya itulah rasa malu. Yang sesungguhnya masih melekat di hati nuraninya. Walau mungkin rasa itu bersembunyi sangat jauh di dasar hati, namun siapapun tidak akan pernah bisa menepis habis.

Sesungguhnya, ketika dalam kesadaran ini kita masih bisa berpikir untuk melindungi aurat kita, maka memang itulah seharusnya. Halnya kita sendiri yang bisa menentukan akan berada dikadar yang mana kita meletakkan bentuk penghormatan diri. Diri yang tertutupi dengan pakaian takwa yang baik akan dirasakan dan dilihat oleh orang-orang yang menjaga kecintaanya kepada ALLAH SWT.

Lihatlah, betapa cantiknya remaja yang berjilbab rapih itu.
Laksana permata yang hanya terdapat di toko mahal dan bergengsi. Auratnya tidak diperlihatkan ke semua orang. Remaja berjilbab itu, punya kekuatan penuh untuk menentukan kepada siapa saja auratnya akan diperlihatkan sesuai dengan aturan ALLAH. Dia, menjadi muslimah cerdas, cantik dan salihah....

Akhwat Sejati

0 komentar
Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…
Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…
Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…
Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…
Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…
Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…
Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…
Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…
Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…

-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…
Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…

Pembangunan Masjid Al-Amin SMAN 37 Jakarta

0 komentar
Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah Pembangunan Masjid Al-Amin Telah Berjalan...
Saat Ini Telah Mencapai Tahap Pengecoran, dan Sudah Sampai Pembangunan di Lantai 2...
Untuk itu, Diharapkan Kepada Kalian Yang Ingin Mempunyai Amal Peneman Di Alam Kubur, yuk Rame-rame Kita Beramal Fi Sabilillah... Karena Itu Termasuk Amal Jariyyah... Seperti yang telah Rasululloh sabdakan...

Ini adalah beberapa Dokumentasi Pembangunan Masjid Al-Amin SMAN 37 Jakarta

Semua Atas Rahmat Allah SWT dan dengan bantuan dari teman2 ROHIS 37 yang sangat antusias dan ikhlas demi terbangunnya Rumah Allah, dan tak lupa dengan bantuan dari Guru2, OB, Kuli, Pak Mandor, Dan masih banyak Pihak yang tidak bisa disebutkan satu2...
Tentu saja itu semua juga karena para Dermawan dan Donatur Yg Tetap Eksis Untuk Beramal
Jazakumulloh Khoiron Katsiron...
Semoga Allah Mengganti Dengan Yang Lebih Baik



Sujud Baik Untuk Kesehatan Loh!

0 komentar
Sujud dan gerakan sholat bukan saja mendekatkan kita dengan Allah SWT namun dalam segi kesehatan terdapat faedahnya, antara lain:

1. Membetulkan buah pinggang yg sedikit keluar dari tempat asalnya.
2. Membetulkan pundi peranakan yg jatuh.
3. Melegakan sakit hernia.
4. Mengurangi sakit ketika haid.
5. Melegakan paru-paru dari ketegangan.
6. Mengurangi sakit pada apendiks atau limpa.
7. Meregangkan otot bahu, dada, leher, perut, punggung ketika akan sujud.
8. Gerakan otot-otot ini menjadikannya lebih kuat dan elastik, secara automatis memastikan kelancaran darah.
9. Bagi wanita gerakan otot ini menjadikan buah dadanya lebih baik dan mudah berfungsi untuk menyusukan bayi.
10. Gerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal .
11. Mengurangi kegemukan.
12. Memperlancar aliran darah serta oksigen ke Otak manusia.
13. Selain itu sujud yg lama akan menambahkan kekuatan aliran darah ke otak yg dapat menyembuhkan sakit kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan akal fikiran sekali gus menguatkan daya tahan tubuh (terutama ketika sujud waktu solat Subuh).

Kamis, 11 Februari 2010

V-Days... So What Gitu Loh...?

0 komentar
Valentine Day’s, Opo Iki…?

Setiap tanggal 14 Februari, hamper diseluruh dunia tukar-menukar coklat, gula-gula, bunga, dan hadiah atas nama hari Valentine. Ga hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada ga sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Maka ada pepatah, “Tak Kenal Maka Tak Sayang, Tak Kenal Maka Kenalan”. Hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.


Valentine dan Pernak-perniknya

Sobat, Valentine jelas-jelas bukan nama orang Islam. Berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.
Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.
Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja.

Banyaknya pendukung Valentine, mulai dari omongan siswa di sekolah. Obolan kecil di bangku kuliah, iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day, hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?

Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang ga ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, ga gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, ga ada salahnya lho kalo ga nyerayain hari itu. Ga ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Ga bakal selamanya kok. Meski dibilang ga modern dan ga ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Ga sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang nonmuslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis.

Coba kita lihat sabda Rasululloh SAW. :
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]

Nah… Gimana tuh? Masa jadi termasuk kaum itu, berarti masuk ke dalam kaum non-Islam donk.



Valentine? Off the Record!!

Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Masa Kasih sayang ditumpahin hanya dalam sehari aja? Bukankah kasih sayang harusnya setiap hari? Masa mau aja sih kalo tanda kasih sayangnya lewat sebatang COKLAT...? Gak Level dah yeh...!

Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas).

Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.

Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).
Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin disini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.
Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Hidup di dunia hanya sekali.

Jumat, 05 Februari 2010

MATERI TAHSIN (TAJWID) AL-QUR`AN part-1

1 komentar
الحد لله, الصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومواله

PENGERTIAN
Tahsin tilawah menurut bahasa adalah memperbaiki bacaan. Tahsin diperlukan sebagai langkah awal dalam berinteraksi yang baik dengan Al-Qur`an. Sebutan lain bagi tahsin Al-Qur`an adalah ilmu Tajwid. Menurut istilah, tajwid adalah:

إخراج كل حرفٍ من مخرجه مع إعطائِه حقه ومستحقه
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya”

Definisi diatas mencakup :

1. Mempelajari tempat keluarnya huruf hijaiyah
2. Mempelajari hah-hak atas masing-masing huruf yang maksudnya sifat-sifat asli huruf, contohnya sifat jahr (jelas), Isti`la, hams, dan lain sebagainya.
3. Mempelajari mustahak huruf-huruf, yaitu bagaimana huruf tersebut ketika kondisi tetentu.
Contohnya ketika sebelum huruf tersebut ditemukan dengan nun mati, menjadi hukum ikhfa, atau hukum yang lainnya

TUJUAN
Tujuan dari pembelajaran tahsin adalah

1. Membaca dengan lancar
Lancarnya bacaan al-Qur`an kita adalah sesuatu yang berharga, tetapi apabila masing terbata-bata maka juga tetap diberikan 2 pahala selama dia berusaha untuk memperbaiki. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

الماهر باالقرآن مع السفرة الكرام البرره, والذي يقرأ القرآن ويتعتع فيه وهو عليه شآق له أجرَانِ
“Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur`an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata, dan dia merasa kesulitan, ia mendapatkan dua pahala”

2. Membaca dengan benar
Tahsin ini diperuntukkan bagi orang-orang yang telah bisa membaca Al-Qur`an tetapi belum sempurna, dan orang-orang yang baru belajar membaca. Karena bisa jadi dahulu ketika kecil kita belum memperhatikan dengan baik/sempurna dalam mempelajari Al-Qur`an, sehingga ada kesalahan-kesalahan yang tanpa kita sadari.

Benar dalam tahsin adalah benar dari 2 kesalahan (اللَحْنُ) :

a. Kesalahan yang jelas (اللحن الجَلِيُّ)
Kesalahan ini adalah kesalahan yang terdengar jelas, baik yang dapat merubah arti ataupun tidak. Seperti salahnya dalam pengucapan huruf, huruf ‘ain (ع) dibaca hamzah (أ)
الحمد الله رب العالمين ـــــــ الحمد لله رب الآلمين
atau merubah tanda baca, tanda fathah (َ) dibaca kasroh (ِ)
إن كنتَ من الظالمين ـــــــ إن كنتِ من الظالمين
Hukum dari kesalahan ini adalah haram jika disengaja. Maka, kita dengan tahsin ini, seseorang akan mampu memahami dan mencoba merubah kebiasaan yang salah.

b. Kesalahan yang tersembunyi (اللحن الخَفِيُّ)
Kesalahan ini meliputi kesalahan yang tersembunyi dengan tidak atau kurang sempurnanya pengucapan tapi tidak sampai mengubah arti. Contoh dari kesalahan ini adalah pengucapan mad yang kurang panjang, ikhfa yang tidak sempurna أَأَنتُم أَشَدُّ خَلقٌا dibaca ‘a angtum’, atau dengung yang tidak sempurna.
Hukum dari kesalahan ini adalah makruh apabila disengaja.

HUKUM TAJWID/TAHSIN

Hukum tajwid terbagi menjadi 2 sudut pandang. Pertama, hukum mempraktekkannya adalah fardu `ain. Kedua, hukum mempelajarinya adalah fardhu kifayah. Bisa jadi diantara kita yang bagus tilawahnya, belum mengetahui istilah-istilah, tetapi bacaan dan pengucapan dia sudah tepat. Atau sebaliknya, diantara kita sudah hafal dalam belajar tahsin, tetapi bacaannya masih salah. Lebih baik kita memahami tahsin (mengetahui nama hukumnya) dan dapat mempraktekkan dengan baik.

oleh: Molbi F. Harsanto




PANDANGAN MATA

Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih

Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran

Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia

Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia