Di tengah gempuran dan kebiadaban Zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang berada di Jalur Gaza, dunia membincangkan Palestina, publik membicarakan Hamas dan para pejuang Palestina, semua bersimpaati dan peduli.
Di mata seorang muslim, Palestina mendapatkan tempat yang khusus dan terhormat, karena beberapa alasan historis, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan As Sunnah.
Berikut kedudukan Palestina yang merupakan negeri Syam dalam uraian nash-nash dalam Islam:
1. Palestina Bumi Penuh Berkah.
Allah swt. berfirman dalam banyak ayat suci Al Qur’an:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” Al Isra’:1
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu.” Al Anbiya’:81
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan aman.” Saba’:18
Para ahil tafsir menerangkan yang dimaksud keberkahan pada ayat-ayat ini mencakup dua hal, hissiyah –bisa diraba-, seperti kesuburan tanahnya, airnya, tanaman dan buah-buahannya. Juga secara maknawiyah karena banyaknya para Nabi yang diutus di sana dan Malaikat mengepakkan sayapnya di atas bumi Palestina (Syam).
2. Palestinan Tanah Suci.
Allah swt. menceritakan nabiyullah Musa as. Dalam surat Al Ma’idah:21
“Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.”
Az Zujaj menafsirkan “tanah suci”s karena terhindar dari syirik dan sekaligus bumi para nabi dan umat mukmin.
3. Palestina Bumi para Nabi.
Dalam banyak ayat Al Qur’an dan hadits Nabi dijelaskan bahwa di Palestina banyak para nabi yang diutus, hidup dan berdiam diri di sana. Mereka adalah Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Luth, Daud, Sulaiman, Sholeh, Zakaria, Yahya, Isa, Yusya’ alaihimussalam.
4. Palestina Medan Pertarungan antara Haq dan Batil.
Karena itu, setiap muslim ketika membaca Al Qur’an hendaknya merasakan keterikatan yang dekat dengan bumi ini, itu karena medan perseteruan nyata antara kebenaran dan kebatilan terpusatkan di bumi ini, dan hendaknya mereka menyakini bahwa mereka sedang menerima estafet warisan para nabi, dan sekaligus dituntut untuk meninggikan panji perjuangan para Nabi.
5. Keberadaban Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha di Palestina.
Masjidil Aqsha tempat isra’ Rasulullah saw. dan akhirnya dimi’rajkan ke sidratul muntaha. Dalam peristiwa ini dan di masjid ini Allah swt. mengumpulkan para nabi sebelum-sebelumnya dan Rasulullah saw. mengimami mereka dalam shalat. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah imam agung, sekaligus perpindahan kepemimpinan, dan pengusung panji risalah sejati adalah umat Islam. (Ibnu Katsir dalam mukhtasar hal. 751.)
Baitul Maqdis adalah Kiblat pertama umat muslim. Sebelum shalat menghadap ke Ka’bah, Baitullah, Rasulullah saw. dan para sahabatnya shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas bulan, dalam riwayat yang lain selama tujuh belas bulan.
Masjid Al Aqsha merupakan bagian dari tiga masjid yang sangat dianjurkan untuk dikunjungi, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
6. Malaikat Mengepakkan Sayapnya di Atas Bumi Palestina.
Disebutkan dalam hadits sahih dari Zaid bin Tsabit berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Keberuntungan bagi tanah Syam. Para sahabat bertanya, “Kenapa demikian?” Beliau menjawab: “Itulah Malaikat-Malaikat Allah mengepakkan sayapnya di atas bumi Syam.” Majma’ Az Zawaid jilid 10 hal. 60.
7. Palestina Bumi Makhsyar dan Mansyar.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dalam sanadnya dari Maimunah binti Sa’d, ia bertanya kepada Nabi saw. “Wahai Nabiyullah, berilah kami fatwa terkait dengan Baitul Maqdis.” Beliau menjawab: “Bumi tempat dikumpulkannya manusia –mahsyar- dan tempat dibangkitkannya manusia setelah mati –mansyar-.” Sunan Ibnu Majah, Jilid 1, hal. 452.
8. Negeri Islam dan Negeri Iman di Saat Terjadi Fitnah
Dari Salamah bin Nufail ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Negeri Islam adalah Syam.” Thabrani. Majma’ Zawaid, Jilid 1, hal. 253.
9. Penduduk Palestina Layaknya Mujahid Fii Sabilillah.
Dari Abu Darda’ ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Penduduk Syam, istri-istri mereka, keturunan mereka, budak laki-laki dan perempuan mereka, sampai penjuru wilayah ini laksana siap siaga fi sabilillah. Barangsiapa yang membela dari penjarahan tanahnya, ia fi sabilillah, dan barangsiapa membela dari perampasan kotanya, ia fi sabilillah.” Ath Thabrani, jilid 10, hal. 60.
10. Di Palestina ada Thaifah Manshurah.
Dari Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Akan ada terus satu kelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran melawan musuh-musuh mereka dengan tegar sampai Allah mendatangkan kemenangan kepada mereka.” Ditanyakan kepada Rasulullah, “Dimana mereka Ya Rasulullah? Beliau menjawab: “Mereka di Baitul Maqdis dan sekitarnya.” Imam Ahmad. Jilid 5, hal. 269.
Di bumi Palestina yang penuh berkah dan suci ini terjadi banyak pertempuran dalam sepanjang sejarah Islam, seperti Perang Ajnadin, Fahl Bisan, Yarmuk, Hiththin, ‘Ain Jalut.
11. Negeri Tempat Tinggal Para Sahabat.
Di atas bumi Palestina para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum berjihad, di antara mereka banyak yang menajdi syuhada dalam pertempuran meraih pembebasan Al Aqsha, seperti di masa Khalifah Umar ra. Di Palestina beribu ulama terkenal dalam berbagai disiplin ilmu hidup berdomisili di sana.
12. Bumi Jihad dan Pencari Syahid.
Beribu syuhada telah membasahi bumi Palestina dengan darah segarnya. Beribu mujahid telah mempersembahkan nyawanya membela kehormatan bumi para Nabi. Semenjak dari para sahabat Nabi sampai sekarang dan sampai hari kiamat nanti. “Allahumma amitnaa ‘alasy syahaadati fii sabiilik.” Amin Yaa Rabb. Allahu a’lam
Sabtu, 09 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PANDANGAN MATA
Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
0 komentar:
Posting Komentar