Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.Demi waktu,Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.( QS. Al-Ashr )

Rabu, 25 Mei 2011

Reuni Alumni Rohis 37

0 komentar
Assalamu'alaikum..
InsyaAllah setelah sekian lama belum diadakannya Reuni Alumni Rohis SMAN 37 Jakarta, kini kami dari ILMI (Ikatan Alumni Rohis) 37 akan mengadakan acara tersebut. Semoga dengan ini kita dapat merajut kembali ukhuwah yang telah lama kita simpul. "Bersama Merajut Ukhuwah"

Minggu, 29 Mei 2011
09.00 - 15.00
Aula SMAN 37 Jakarta
Infaq : 15 rb / Orang (Free Launch, Snack, Souvenir, dll)

Acaranya : Temu Kangen, Curhatan Angkatan, Tausyiah, Nostalgia Rohis 37, dll

So, Let's Join....

Rabu, 18 Mei 2011

Lomba Menulis "Rohis Mengawal Moral Bangsa"

0 komentar

Assalamualaikum…

Yuk ikuti Lomba Menulis Islamedia : Rohis Mengawal Moral Bangsa.

Belakangan ini isu-isu miring menerpa Rohis Sekolah dan Rohis Kampus dengan pernyataan-pernyataan yang tidak mendasar. Padahal telah banyak kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dari rohis-rohis di sekolah-sekolah dan kampus-kampus yang telah eksis saat ini.

Isu-isu tersebut akhirnya mebuat cemas beberapa orang tua ketika anaknya belajar islam di rohis-rohis sekolah dan kampus yang ada. Padahal rohis adalah lembaga yang mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan kampus karena efek pengembangan diri positif yang dihasilkan.

Kemudian, hayuk kita menulis tentang rohis di sekolahmu dan juga di kampus-kampus tempat kamu menimba pendidikan saat ini, bagaimana efek positif dan negatifnya yang kamu rasakan, dan benarkah Rohis sejalan dengan isu-isu negative yang ada saat ini?

Bagaimana caranya???

Persyaratan Umum

1. Peserta dibuka untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum
2. Karya tak akan digunakan panitia tanpa izin pengirim.

3. Karya yang dikirim tidak akan dikembalikan.

4. Jumlah karya yang dikirimkan tak dibatasi.

5. Karya yang dikirim orisinal, bukan karya orang lain, bukan jiplakan, bukan hasil copy-paste karya orang lain.

Tema

Semua karya harus bertema: “Rohis Mengawal Moral Bangsa”

Persyaratan Khusus

1. Panjang tulisan minimal 1 halaman A4 dengan margin 2 cm (atas bawah kanan kiri), huruf Times new roman ukuran 12 (No spacing)
2. Gaya penulisan menekankan pada topic UMUM DAN SEKITAR KEHIDUPAN PESERTA BERINTERAKSI DENGAN ROHIS.
3. Karya yang dikirmkan harap mencantumkan peserta tingkat.
4. Cantumkan : Nama asli, Alamat email, alamat rumah, sekolah (bagi tingkat siswa)/kampus (bagi mahasiswa)/pekerjaan (bagi umum), dan nomor yang bisa dihubungi.

Pengiriman Karya

Karya dikirimkan ke:

Email : redaksi_islamedia@yahoo.com

Hadiah Tiap Kompetisi
Tulisan terbaik untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum akan mendapatkan hadiah menarik dari Islamedia.

Tim Penilai Tulisan:

1. Akmal Sjafril, penulis buku "Islam Liberal 101"
2. Eko Novianto, penulis buku "Sudahkah Kita Tarbiyah"
3. Salim A Fillah, penulis buku "Dalam Dekapan Ukhuwah"


Ayuk, ditunggu apalagi, Islamedia menantikan karya-karyamu.
Mari kita tunjukkan Rohis adalah pengawal moralitas bangsa ini.

Karya diterima paling lambat 15 Juni 2011

Selasa, 10 Mei 2011

"Rohis Competition"

0 komentar
Assalamu'alaikum...

Hadirilah...
"Rohis Competition"

Semarak kompetisi dalam kebaikan "Fastabiqul Khoirot"

InsyaAllah ada Lomba :

>Ikhwan Only
FUTSAL Cup

>Akhwat Only
Masak-Masak "Sop jadi CAPCAY...?"


Buktikan Jika Kita Pemuda/i Islam yang Kreatif dan Jago dalam Olahraga...

Kapan...? Selasa, 17 Mei 2011 (Tanggal Merah)
08.00 - zuhur (insyaAllah)

Gratis...
(Just FOR Rohis Kelas 2 dan 1 Aja Loh...)

dan DAPET HADIAH juga loh yang TERBAIK...
Mau...? Hanya di Rohis37

www.rohis-sman37.blogspot.com
cp : 085692136652

Created by : ILMI-Rohis 37

Sabtu, 07 Mei 2011

MANA YANG HARUS DIUTAMAKAN, TILAWAH ATAU TAHFIDZ ?

0 komentar

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang sering tersirat dalam fikiran setiap muslim yang telah memiliki kesadaran untuk berinteraksi dengan Al Qur'an secara intensif. Jadi di satu sisi kondisi ini sudah menunjukkan suatu hal yang positif, namun walaupun demikian, kesadaran ini masih sangat perlu terus ditingkatkan.

Pertanyaan ini tersirat karena adanya kesadaran akan pentingnya tilawah dan tahfidz untuk dilaksanakan dengan baik, namun ia merasakan beratnya mengatur waktu dan disiplin yang tinggi, sehingga bingung, yang terkadang dirasuki was-was syetan untuk meninggalkan salah satu atau semuanya.

Tilawah dan Tahfidz sesungguhnya merupakan bentuk interaksi dengan Al Qur'an yang memiliki bentuk kesamaan, keduanya mengandalkan kegiatan membaca. Rosulullah saw. memerintahkan keduanya untuk dilaksanakan, tidak ada perbedaan dari salah satunya, bagi yang rajin tilawah dituntut tahfidz walaupun tidak harus 30 juz, begitu juga, bagi yang rajin tahfidz dituntut untuk tilawah. Ingatlah pesan Rosulullah saw. agar umatnya memiliki hafalan Al Qur'an:

“Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada hafalan Al Qur'an, bagaikan rumah yang rusak” . ( HR. Turmudzi. Hasan shohih )

Perbedaannya adalah dalam interaksi tahfidz, yang dituntut adalah peningkatan kuantitas membaca, oleh karena itu hakikat tahfidz ( menghafal ) adalah upaya membaca Al Qur'an sebanyak-banyaknya. Secepat apapun kemampuan seseorang dalam menghafal Al Qur'an, kalau setelah itu tidak ada upaya untuk muroja’ah yakni mengulang-ngulang hafalannya, maka tidak akan menjadi suatu hafalan yang lengket dalam fikiran. Betapa banyak orang-orang tua di sekeliling kita yang hafal surat Yaasiin, hanya karena jumlah pembacaannya sudah mencapai ratusan bahkan ribuan kali.

Umat Islam yang ada di Asia tengah seperti Tajikistan, di antara metode menghafalnya adalah, satu halaman yang akan dihafal di ulang sebanyak tiga ratus lima puluh sampai empat ratus lima puluh kali. Interaksi seperti di atas tidak akan dimiliki oleh orang yang hanya bertilawah saja. Kita berlindung kepada Allah dari ungkapan sebagian tokoh yang mengatakan :

”Menghafal Al Qur'an adalah upaya membuang-buang waktu, karena mushaf dan sarana lain untuk membaca Al Qur'an sudah sangat banyak.” Apalah artinya, mushaf, kaset yang banyak kalau manusianya tidak memiliki kedekatan dengan Al Qur'an, yang dituntut dapat menyimpan Al Qur'an tidak hanya kertas dan kaset, namun hati kitapun sesungguhnya dituntut untuk dapat merekam ayat-ayat Allah. Seorang pakar Ilmu Al Qur'an Dr. Sholaah Abdul Fattah Al Kholidi dalam kitabnya Mafaatih Lit ta’amul Ma’al Qur’an. ( Kunci berinteraksi dengan Al Qur'an ) mengatakan :

” Seharusnya setiap muslim memiliki tiga waktu dalam setiap harinya untuk Al Qur'an, ada waktu untuk tilawah, ada waktu untuk tadabbur dan ada waktu untuk menghafal.”

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana mengkiati waktu kita agar dapat termanfaatkan untuk semua interaksi di atas:

1. Anda harus yakin bahwa pada prinsipnya setiap orang beriman dituntut membaca dan menghafal, keduanya memiliki keutamaan dan peran yang sangat besar dalam pembinaan umat. Untuk itu tanyakan pada diri anda, Untuk apa saya tilawah dan untuk apa saya tahfizh?

2. Tentukan target yang ingin anda capai dalam tilawah secara bertahap, misalnya dua halaman, lima, sepuluh dan seterusnya sampai mencapai target ideal yang minimalnya satu juz.Begitu juga target tahfidz yang ingin anda capai, misalnya dalam tahun ini saya harus hafal satu juz, dua, tiga dan seterusnya. Sangat dianjurkan menentukan target yang paling terjangkau bagi diri kita, agar dalam pelaksanaannya, kita tidak terbebani oleh perasaan yang dapat membuat kita terbebani sbelum melakukan.

3. Tentukan waktu dan masa yang anda inginkan, misalnya untuk tilawah 15 menit, waktunya setiap maghrib, sedangkan tahfidz 15 menit, waktunya setiap subuh. Usahakanlah disiplin dengan ketentuan yang sudah anda sepakati, niscaya Allah akan memberi kemudahan dan kenikmatan Al Qur'an yang besar.

4. Lakukanlah upaya mengqodlok setiap kali anda menyalahi waktu yang telah ditetapkan. Misalnya, jika hari ini anda tidak melakukan, maka besoknya ada rapel tilawah atau tahfidz.

Hakikat mengkiati waktu adalah upaya untuk mencapai tujuan yang didamba-dambakan, masalahnya sekarang, Benarkah tilawah dan tahfidz sudah menjadi dambaan hidup anda? Mereka yang sudah berhasil melaksanakan program ini dengan baik, pada hakikatnya bukan karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak, namun rahasianya hanyalah di balik kemauan dan kedisiplinan. Maka manfaatkanlah hidup ini dengan Al Qur'an.

(Ust. Abdul Aziz Abdur Rouf. Lc.)

Jumat, 06 Mei 2011

Isu Radikalisme dan Efek Buruknya pada Rohis Sekolah

2 komentar

Berbagai tindakan kelompok radikal terus menyerang Indonesia. Seperti serangan bom yang menyerang Indonesia secara intensitas begitu banyak akhir-akhir ini. Dari mulai bom buku yang berskala kecil dan hanya menimbulkan efek ketakutan, hingga bom bunuh diri yang berskala besar seperti yang terjadi di Masjid Malporesta Cirebon saat sholat jumat (15/04).

Lalu kasus yang kedua adalah pengkaderisasian Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 dengan cara melakukan pencucian otak. Puluhan orang yang telah menjadi korbannya mengaku didoktrin untuk taat kepada pemimpin mereka dan mematuhi apa saja yang diperintahkan kepada mereka. Para korban NII KW 9 kerap menjadi sapi perah bagi gerakan mereka (NII). Tak urung setiap mereka yang telah bergabung dengan NII diwajibkan menyetorkan sejumlah uang sebagai bukti ketaatan pada amir. NII pun menghalalkan segala cara untuk memperoleh dana, termasuk melalui indoktrinasi lewat hipnotis.

Kedua kasus di atas akhirnya banyak menimbulkan Pro dan Kontra di kalangan orang awam maupun para ahli. Berbagai statement dikeluarkan, dari mulai yang hanya bersifat dugaan hingga yang ilmiah. Media-media pun memfasilitasi ajang pro kontra tersebut. Hampir semua media cetak maupun elektronik tidak ada yang absen membahas tentang ini.

Rohis tempat subur radikalisasi???

Tapi di balik kasus pro kontra tersebut, yang perlu dicermati adalah masalah pembentukan opini publik yang menyebutkan bahwa gerakan keislaman radikal ini digerakkan oleh banyak kaum muda. Atau juga kasus terungkapnya kader NII yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa ini.

Sorotan publik pun berarah ke kegiatan keislaman di lingkungan sekolah seperti ekstrakulikuler Kerohanian Islam (Rohis). Ekstrakulikuler yang bergerak dalam bidang pembinaan keislaman pelajar ini ditengarai menjadi sarana perekrutan kelompok radikal.

Hal ini pun didukung oleh pernyataan beberapa pakar, seperti pernyataan Azyumardi Azra, guru besar UIN Syarif Hidayatullah yang memperingatkan pengelola pendidikan untuk mewaspadai kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang dikelola siswa serta kegiatan di masjid-masjid sekolah. Kedua kegiatan tersebut ditengarai sebagai salah satu pintu masuk paham pendukung kekerasan yang disusupkan pada anak-anak.

Atau pernyataan Sidney Jones, pakar terorisme internasional yang mengatakan kegiatan di lembaga Rohis bisa menjadi pintu masuk virus terorisme karena itu pemerintah harus mengawasi jaringan terorisme masuk ke wilayah SMP atau SMA melalui kegiatan di lembaga tersebut.

Sidney juga menyebut kini gerakkan teroris sudah bisa dikatakan gerakan yang sangat kuat, gerakkan teroris juga bisa tumbuh lewat studi-studi kajian islam di kalangan pemuda,seperti rohis di sekolah menengah atas.

Ketakutan ini juga berujung dari beberapa pernyataan pihak pemerintah. Sebagai contoh pernyataan Menteri Agama, Suryadharma Ali yang dimintai Wakil Presiden Budiono untuk meningkatkan kulitas program keagamaan sekolah untuk menangkal gerakan radikal. (26/04)

Teror Sesungguhnya Terhadap Rohis

Karena ketakutan berlebih yang disebabkan dugaan sementara dan pengambilan opini secara parsial mengenai Rohis banyak pihak yang akhirnya mulai antipati dengan Rohis, termasuk masyarakat. Masyarakat kini sebagian besar bisa dikatakan termakan opini tadi. Sehingga terkadang masyarakat juga ikut ketakutan dan melarang anaknya untuk mengikuti rohis.

Jelas ini sangat memprihatinkan. Karena bagaimana pun, Rohis jika dilihat dari konsep pembentukannya, justru salah satunya bertujuan untuk membendung gerakan radikal ini. Rohis menanamkan perbaikan moral para pelajar dengan pemberian pemahaman keagamaan yang benar. Lalu, pembentukan karakter kepribadian pelajar juga dibentuk di Rohis dengan pemberian alternatif kegiatan keorganisasian.

Seperti yang dikutip dari salah satu alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor yang juga anggota komisi I DPR RI, Hidayat Nur Wahid, bahwa sesungguhnya pernyataan dan opini tersebut adalah teror bagi Rohis.

Kita pun juga harusnya sepakat dengan apa yang dikatakan Mentri Pendidikan Nasional saat ini, M Nuh yang menjelaskan bahwa sampai sekarang Rohis masih mengajarkan siswa-siswi di sekolah menengah atas (SMA) kepada sikap toleransi dan pluralitas Karena itu, ia meminta para pakar harus hati-hati menyimpulkan jika rohis menjadi pintu masuk dari akar kekerasan berlatarbelakang agama.

Perbaikan Citra Rohis

Harus ada kejelasan sikap di sini, di mana jangan sampai kebanyakan masyarakat tergeser opininya, yang dulunya menganggap Rohis adalah tempat para pelajar baik-baik yang mempelajari agama menjadi tempat para pelajar yang dibina untuk radikalisasi.

Para pakar dan pemerintah harusnya yang mampu meluruskan opini ini dan mengembalikan citra Rohis di mata masyarakat. Jangan sampai memberikan pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan kondisi lapangan.

Rohis yang merupakan satu-satunya ekstrakulikuler yang mengajarkan agama islam haruslah ditanggapi positif oleh berbagai pihak. Jangan malah Rohis dianggap macam-macam sehingga nantinya Rohis tidak mampu berkembang dan memiliki kinerja yang baik dalam memperbaiki moral dan keilmuan pelajar di bidang keagamaan.

Rohis juga harusnya malah menjadi ‘alat’ untuk mampu membendung radikalisme itu sendiri. Tapi, tidak dengan cara pengaturan yang berlebih, melainkan dengan pengawasan yang berimbang.



----------- Seputar Penulis

Elam Sanurihim Ayatuna

Penulis adalah Ketua Divisi Operasional Forum Silaturahim Rohis (FORTRIS) Jakarta dan sekitarnya. Masih aktif bersekolah di SMA N 112 kelas XII. Pernah menjadi Ketua Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Daerah Jakarta Barat dan Ketua Rohis SMA N 112.

http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/elam-sanurihim-ayatuna-pelajar-sma-n-112-jakarta-isu-radikalisme-dan-efek-buruknya-pada-rohis-sekolah.htm

Kamis, 05 Mei 2011

UKHTI CANTIK , ENGKAU ADALAH AURAT...

0 komentar

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM..

Dikatakan dalam hadits Rasulullah saw, bahwa wanita adalah aurat. Maka aurat itu wajib ditutupi. Semua tidak akan terealisasi jika penampilannya selalu memamerkan aurat, yang senantiasa menebar pesona keindahannya. Keindahan bentuk tubuh yang memikat, yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepadamu, misalnya paras cantik menawan dan memikat hati bagi siapapun yang melihatmu sampai mengundang decak kagum. Ingatlah! Semua itu akan ditelan usia. Wajah cantik akan keriput dimakan usia, kemudian mati dan jadi santapan cacing-cacing tanah dalam kuburnya.

Kecantikan fisik bukanlah menjadi jaminan keimananmu seseorang, lebih-lebih kecantikan itu bisa direkayasa.

Dari dalam hati akan muncul kecantikan yang hakiki. Dari dalam hati pula munculnya keimanan. Karena baik buruknya seseorang tergantung dari hatimu. “sesungguhnya, didalam tubuh terdapat segumpal daging, yang apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya, dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Bukhari Muslim)

Agamamu dapat tampak dari luar, tapi imanmu hanya ada dalam hatimu. Mohonlah kepada Allah SWT untuk melunakkan hatimu dan membimbingmu ke Shirathal Mustaqim, bukan maqdlubi alaihim wallad dlaallin

Ketika mutiara memberi pesona pada wajah yang cantik

Dan meninggikan kecantikannya

Maka engkaulah wajah cantik

Yang memberi pesona pada mutiara

Ia tak menghiasimu

Tapi ia dihiasi oleh kecantikanmu...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

shared by. RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Rabu, 04 Mei 2011

Renungkan Kembali Antum Sebagai Kader Rohis

0 komentar
Renungkanlah ikhwafillah...

Antum sebenarnya di Rohis ini mau ngapain? Eksistensi? Cari Jodoh? Cari Pengalaman Saja? Cari Uang? Atau Cari Waktu Kosong Saja?

Renungkanlah kembali mengapa harus kita yang berada disini. Mengurusi urusan orang lain untuk menuju kehidupan lebih baik dan menegakan Islam. Juga menunjukan Islam itu tidak hanya mengaji dan mengaji saja. Namun banyak yang tertaut dalam Indahnya Islam, Indahnya Menjadi Muslim Sejati, Indahnya Hidup dalam Naungan Islamiyah.

Namun apakah kita sudah merenungkan kembali mengapa kita berada dalam "Jalan" ini? Jalan yang panjang, Jalan yang Berliku-Liku, Jalan yang penuh dengan Godaan dan Tantangan. Bukan jalan yang enak dan melenakan.

Coba antum bayangkan, disaat orang lain sedang sibuk dengan pelajaran dan hal duniawi saja, tapi antum berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih, yaitu membenahi diri mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan juga antum membuat program-program yang bermanfaat untuk antum sendiri dan orang lain? Betapa Istimewanya kita... Bukan lagi memikirkan diri sendiri saja, namun memikirkan orang lain juga. Belum lagi PR yang menumpuk, Belum lagi ada Pejerjaan di Rumah, Belum lagi ada Les/Kursus, dll. Mengapa antum tidak merenungkan kembali mengapa kita berda disini?

Ya.. Memang ane mengakui kehebatan antum untuk membuat sebuah acara besar dan sedang..

Ya.. Memang ane mengakui kalau antum lebih hebat dari ane..

Ya.. Memang antum lah yang lebih hebat..

Namun yang harus antum ketahui, Seberapa Dekatnya antum kepada Allah..?

Sudahkah antum menjalankan semua kewajibannya dan juga menjalankan yang di Sunnahkan Rasulullah..?

Sudahkah antum memberi tauladan yang baik kepada teman-teman antum..?

Sudahkah antum menegur teman2 antum yang melakukan maksia..?

Sudahkah antum mengerjakan "Amar Ma'ruf Nahi Munkar"?

Yang Jelas, SEMAKIN antum mengeluarkan program banyak dan besar, ANTUM harus mempunyai Chargeran IMAN yang lebih.. Karena jika tidak dibarengi dengan KEIMANAN, antum akan mudah GOYAH dan Tujuan antum Bukan lagi berorientasi kepada Ridho Allah. Namun mengejar PUJIAN Manusia.

Bayangkan Akhi wa Ukhti...

dalm hadits Qudsi, Seorang Mujahid Ketika bertemu dengan Allah, dia tidak masuk syurga, karena yang dia inginkan hanyalah Kegagahan..

Seorang Penghafal Qur'an dan menjadi Imam ketika bertemu dengan Allah, dia tidak jadi masuk syurga, karena yang dia niatkan hanyalah pujian Manusia dengan suaranya yang merdu..

Seorang Dermawan ketika bertemu dengan Allah, dia tidak jadi masuk ke Syurga, karena dia berniat karena Ria/Sombong..

Ketika mendengar kisah ini, seorang SAHABAT Rasulullah langsung menangis dan pingsan.. Ketika bangun dan mendengarnya kembali, ia kembali pingsan... Padahal SAHABAT Rasulullah itu adalah orang yang rajin beribadah..

Lantas bagaimanakah dengan kita yg sudah ditinggalkan jauh dari Zaman Rasulullah...?

Bayangkan Akhi wa Ukhti... Sudahkan antum merenungkan kembali...?

Jangan sampai antum kalah dengan KEBATHILAN...

Untuk program Dakwah, jangan hanya membuat acara yang Inklusif saja (untuk internal saja). Namun antum juga harus membuat acara untuk Eksternal Juga. Rangkul semua.. Jangan hanya di kalangan sendiri saja.

Memang benar utamakan yang internal dulu, NAMUN Tanggung Jawab Antum Sebagai Pengurus Rohis dan Seorang Da'i mana terhadap Orang Lain yang sangat membutuhkan???

Apalagi sekarang sedang beredar kasus NII dan Terorisme..

Antum sudah tau belum dampak buruknya terhadap ROHIS...?

Rohis di "blacklist" sebagai salah satu sumber Radikalisasi. (Pernyataan Sydne Jones beberapa waktu lalu)

Juga sebagai celah masuknya NII.

Bayangkan sampai acara rohis, mentoring saja dipantau terus. Dan juga banyak rohis2 sekolah lain disana yang sudah gulung tikar dan menutup rapat terhadap Rohis.. Banyak Orang Tua juga meng-Cover anak-anaknya untuk ikuti program Rohis.. Juga Pandangan Sinis banyak orang terhadap Rohis...

Padahal Rohis itu adalah Mengajarkan Kita Untuk Mejadi Muslim Sejari (Allah,Rasulullah,Al-Qur'an,Hadits)

Sudah banyak prestasi yang dibawa KADER Rohis. Dari Juara Kelas, Juara Olimpiade, Juara lomba, rangking 1, Murid terbaik, Murid Tersopan, Sering mengerjakan PR, Anak Kesayangan Guru, dll. Banyak yang sudah diukir oleh Rohis. Karena Rohis itu mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik. Muslim yang Cerdas dan Berakhlak Baik..

Dasar "mereka" saja yang tidak senang dengan rohis yang mengaitkan masalah NII dan Radikalisme dengan Rohis.

Apakah Antum Rela Kondisi ini terus memuncak dan semakin para? Media Masa sudah gencar mem-posting masalah ini. Apakah Antum Diam Saja Akhi wa Ukhti...?

Apakah antum menunggu sampai penyesalan itu datang dan antum hanya Menangis Saja?

Penuhi Tarbiyah Antum.. Penuhi Hari Antum dengan Iman.. Penuhi Diri Antum dengan Ilmu..

lalu Buatlah Program2 yang berguna untuk itu Semua...

Bukan malah sibuk dengan program, namun tarbiyah dan Iman antum di nomer duakan.. Salah besar.. Harus dibarengi..

Training Kreativitas

0 komentar
Assalamu'alaikum... InsyaAllah dalam mengembangkan kreativitas pengurus dan anggota Rohis kelas XI dan X, kita akan buat program
"Belajar Basic Design Komputer"

Manfaatnya banyak loh.. : Pamflet, Poster, Blog, Film Juga, Spanduk, Kartu Nama, dll... juga bisa edit artikel di mading rohis loh...

Manfaatnya buanyak banget... n GRATIS pula...

Ga ngikut RUGI lah... Biasanya Mahal kan Beginian..

Kamis, 5 Mei 2011 (14.00 / setelah pulang sekolah)
Jum'at, 6 Mei 2011 (13.00 / setelah sholat jum'at)

So, ikutin 2duanya.. karena saling berkesinambungan dan supaya mahir...
Untuk rohis kelas 2 dan 1 WAJIB ikut ya biar jadi Pemuda/i Islam yang Tinggi IPTEK dan IMTAQ nya...

Salam Cerdas Berakhlaq....

PANDANGAN MATA

Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih

Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran

Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia

Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia