Jangan salah lho.. riya yang satu ini bukan nama teman kita, juga bukan nama seseorang yang kita kenal baik, melainkan salah satu sifat yang dibenci oleh Allah.
Jadi kapan dong seseorang dikatakan riya? Seseorang baru dikatakan riya kalo dia beribadah tapi tujuannya ingin diperhatikan orang lain dan membuat orang itu kagum. Kira-kira ade-ade udah ngerti belum maksudnya? Nah.. biar lebih ngerti.. kakak akan menjelaskan tentang riya lebih lanjut. Ada empat sudut pandang riya, yaitu berdasarkan niatnya, bentuk amalnya, dan wadah penampilannya, serta sudut penampilan riya itu sendiri.
Riya segi niat
Ada tiga tingkatan riya berdasarkan niat seseorang, yaitu:
1) Niat hanya untuk memikat hati orang lain saja, misalnya orang yang mengejar nilai yang bagus hanya agar orang lain memujinya. Ini riya paling buruk.
2) Niat memikat hati orang, lebih kuat daripada untuk mendapat pahala. Misalnya orang yang melakukan kebaikan agar mendapat pujian dari orang lain, tetapi dihatinya terlintas keinginannya mendapat pahala.
3) Niat memikat hati orang, sama kuat plus untuk mendapat pahala. Misalnya orang yang melakukan kebaikan tetapi keinginan mendapat pujian dari orang lain sama besar dengan keinginan mendapatkan pahala.
4) Niat mendapat pahala, lebih kuat sedikit daripada untuk memikat hati orang. Misalnya orang yang berniat melakukan kebaikan karena Allah, tetapi dihatinya masih terlintas keinginan mendapat pujian dari orang lain. Ini termasuk riya agak ringan.
Riya segi amal
Dari segi amal yang ditampilkan riya terbagi atas dua, yaitu:
1) Riya dalam masalah agama, memiliki tingkatan sendiri, meliputi:
a. Dalam pokok keimanan, yaitu orang yang mengucapkan syahadat tetapi tidak meyakininya di dalam hati.
b. Dalam pokok ibadah, yaitu orang yang membayar zakat karena takut dan malu jika dikatakan pelit.
c. Dalam hal-hal sunnah, yaitu orang yang selalu menghadiri shalat berjama`ah agar dipuji.
2) Riya dalam masalah sifat ibadah, memiliki tingkatan sendiri, meliputi:
a. Menyempurnakan sujud dan ruku hanya pada saat dilihat orang agar disangka ibadahnya baik.
b. Sengaja memperpanjang ruku` agar disangka ibadahnya sempurna.
c. Orang yang datang awal waktu ke tempat ibadah agar disangka rajin padahal hal tersebut tidak disunahkan.
Riya segi penampilan
Lain halnya dengan dari segi wadah penampilan riya. Menurut Al-Ghazali hal ini dibagi atas lima kategori, yaitu:
1) Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak puasa dan shalat tahajud;
2) Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian, misalnya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin sholat.
3) Riya dalam perkataan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan agar disangka ahli agama.
4) Riya dalam perbuatan, misalnya orang yang sengaja memperbanyak shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh.
5) Riya dalam persahabatan, misalnya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau pergi agar disangka ia termasuk orang alim.
Riya segi Sudut Penampilan
Dari segi sudut penampilan, riya terbagi atas dua, yaitu:
1) Riya yang nyata, yaitu riya yang sejak semula memang diniatkan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena mencari ridlo Allah.
2) Riya yang tersembunyi, yaitu riya yang sejak semula tidak diniatkan untuk mendapatkan pujian, tetapi tiba-tiba terpeleset pada tujuan tersebut. Misalnya orang yang beribadah tulus hanya untuk Allah semata, tetapi suatu waktu ada orang yang melihatnya beribadah dan tiba-tiba dihatinya ia merasa gembira.
Sekarang sudah mulai kebayang kan seperti apa yang disebut riya itu? Kira-kira ade-ade ada di tingkat riya yang mana ya? Semoga saja kita semua tidak termasuk dalam salah satunya. Amin.
Ingat.. riya itu perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke neraka tanpa kita sadari. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Siapa belajar ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridloan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajari itu kecuali untuk mencapai tujuan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau syurga di hari kiamat" (HR Abu Dawud)
Wah.. berarti riya itu berbahaya ya? Jangan sampai karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain amal kita menjadi sia-sia di mata Allah. Nah.. berarti mulai sekarang kita harus senantiasa meluruskan niat-niat kita semata-mata hanya untuk mendapatkan ridlo Allah swt. Demikian penjelasan dari kakak, semoga ade-ade belum puas sehingga tetap terpacu untuk memperdalam ilmu agama. Yang haq datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari kakak sendiri selaku hamba-Nya yang tak luput dari lupa dan dosa.