Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.Demi waktu,Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.( QS. Al-Ashr )

Minggu, 27 Februari 2011

Sholat Taubat, Kapan dan Mengapa diLakukan?

0 komentar


Sudah terlalu banyak kesalahan, kealpaan, dan dosa yang menggunung atas nama diri, terkadang diri santai dan masih berlagak seperti orang yang suci, merasa diri yang penuh kehormatan, diri yang jauh dari dosa, diri yang kelak pasti akan diampuniNYA, diri yang akan jauh dari siksa neraka, dst. Kapan lagi diri sadar, isyaf, dan bertaubat, apa sajakah yang diri tunggu? Sakaratul maut bisa menghampiri diri sewaktu-waktu. Bagaimana diri akan bertaubat pada sang Khaliq???.

Pintu gerbang taubat adalah kesadaran, penyesalan diri atas segala perbuatan yang salah dan mengundang dosa. Setelah sampai pintu gerbang maka diri segera memohon maaf dan ampunan padanya. Shalat Taubat adalah salah satu pilihan bentuk aktifitasnya. Sebuah shalat sunnat yang dilakukan atas nama ikhtiar untuk bertaubat kepada Allah SWT.

Sang kekasih Allah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Abi Dawud dan dihasankan oleh al-Albani dari Ali bin Abi Thalib r.a : Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun (bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135)

Cara untuk melaksanakan sholat taubat yaitu melakukan sholat dua raka’at pada waktu yang bebas, jadi dilakukan kapanpun, kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat. Dimungkinkan pula jumlah rakaatnya 4 sampai 6, namun tetap dilakukan dua rakaat salam.

Doa untuk melakukan sholat taubat yaitu: Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Yang artinya: “Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah.”. Doa ini dibaca dalam hati saat melakukan takbiratul ikhrom pada awal sholat. yang terpenting adalah niat hanyalah untuk Allah Ta’ala semata-mata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya.

Shalat taubat hendaknya menjadi pilihan utama ketika seorang muslim merasa melakukan perbuatan dosa, maka bertaubat baginya adalah sebuah kewajiban, dann disunnahkan baginya untuk melakukan shalat taubat. Sesungguhnya berdoa dan memohon ampunan apabila dilakukan setelah suatu perbuatan ketaatan seperti shalat atau membaca al Qur’an maka doanya akan dikabulkan.

Setelah melakukan sholat ini, anda bisa memilih beragam ritual lainnya, seperti membaca wirid, membaca alquran, lalu melengkapinya dengan doa-doa. Salah satu doa khusus yang bisa anda baca adalah: Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa. Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.




Demikian paparan mengenai sholat taubat ini, semoga kita selalu berada dalam suasana kebatinan yang rendah diri, iman, dan taqwa, dihadapan Sang Khaliq Yang Maha Kuasa. Selalu merasa punya salah dan dosa segunung, dan bertaubat akan jauh lebih baik dari merasa tidak begitu bersalah dan punya dosa, dan lagi tidak melakukan taubat dengan bersungguh-sungguh.

Sabtu, 12 Februari 2011

Si Belang, Si Botak, dan Si Buta yang Diuji Allah

0 komentar

Zaman dahulu kala, ada tiga orang Bani Israil. Orang yang pertama berkulit belang (sopak), yang kedua berkepala botak, dan yang ketiga buta. Allah ingin menguji ketiga orang tersebut. Maka Dia mengutus kepada mereka satu malaikat.

Malaikat mendatangi orang yang berpenyakit sopak (Si Belang) dan bertanya kepadanya, “Sesuatu apakah yang engkau minta?”

Si Belang menjawab, “Warna yang bagus dan kulit yang bagus serta hilangnya dari diri saya sesuatu yang membuat orang-orang jijik kepada saya.”

Lalu malaikat itu mengusapnya dan seketika itu hilanglah penyakitnya yang menjijikkan itu. Kini ia memiliki warna kulit yang bagus. Kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya, “Harta apa yang paling engkau sukai?”

Orang itu menjawab, “Onta.”

Akhirnya orang itu diberikan seekor onta yang bunting seraya didoakan oleh malaikat, “Semoga Allah memberi berkah untukmu dalam onta ini.”

Kemudian malaikat mendatangi si Botak dan bertanya kepadanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”

Si Botak menjawab, “Rambut yang indah dan hilangnya dari diri saya penyakit yang karenanya aku dijauhi oleh manusia.”

Malaikat lalu mengusapnya, hingga hilanglah penyakitnya dan dia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi, “Harta apa yang paling engkau sukai?”

Orang itu menjawab, “Sapi.”

Akhirnya si Botak diberikan seekor sapi yang bunting dan didoakan oleh malaikat, “Semoga Allah memberkahinya untukmu.”

Selanjutnya malaikat mendatangi si Buta dan bertanya kepadanya, “Apa yang paling engkau sukai?”

Si Buta menjawab, “Allah mengembalikan kepada saya mata saya agar saya bisa melihat manusia.”

Malaikat lalu mengusapnya hingga Allah mengembalikan pandangannya. Si Buta bisa melihat lagi. Setelah itu malaikat bertanya lagi kepadanya, “Harta apa yang paling engkau sukai?”

Orang itu menjawab, “Kambing.”

Akhirnya diberilah seekor kambing yang bunting kepadanya sambil malaikat mendoakannya.

Singkat cerita, dari hewan yang dimiliki ketiga orang itu beranak dan berkembang biak. Yang pertama memiliki satu lembah onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.

Kemudian sang malaikat – dengan wujud berbeda dengan sebelumnya – mendatangi si Belang. Malaikat berkata kepadanya, “Seorang miskin telah terputus bagiku semua sebab dalam safarku, maka kini tidak ada bekal bagiku kecuali pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda demi (Allah) Yang telah memberi Anda warna yang bagus, kulit yang bagus, dan harta, satu ekor onta saja yang bisa menghantarkan saya dalam safar saya ini.”

Orang yang tadinya belang itu menanggapi, “Hak-hak orang masih banyak.”

Lalu malaikat bertanya kepadanya, “Sepertinya saya mengenal Anda. Bukankah Anda dulu berkulit belang yang dijauhi oleh orang-orang dan juga fakir, kemudian Anda diberi oleh Allah?”

Orang itu menjawab, “Sesungguhnya harta ini saya warisi dari orang-orang tuaku.”

Maka malaikat berkata kepadanya, “Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu pada keadaan semula.”

Lalu, dengan rupa dan penampilan sebagai orang miskin, malaikat mendatangi mantan si Botak. Malaikat berkata kepada orang ini seperti yang dia katakan kepada si Belang sebelumnya. Ternyata tanggapan si Botak sama persis dengan si Belang. Maka malaikat pun menanggapinya, “Jika kamu berdusta, Allah pasti mengembalikanmu kepada keadaan semula.”

Lalu malaikat – dengan rupa dan penampilan berbeda dengan sebelumnya – mendatangi si Buta. Malaikat berkata kepadanya, “Seorang miskin dan Ibn Sabil yang telah kehabisan bekal dan usaha dalam perjalanan, maka hari ini tidak ada lagi bekal yang menghantarkan aku ke tujuan kecuali dengan pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda, demi Allah yang mengembalikan pandangan Anda, satu ekor kambing saja supaya saya bisa meneruskan perjalanan saya.”

Maka si Buta menanggapinya, “Saya dulu buta lalu Allah mengembalikan pandangan saya. Maka ambillah apa yang kamu suka dan tinggalkanlah apa yang kamu suka. Demi Allah aku tidak keberatan kepada kamu dengan apa yang kamu ambil karena Allah.”

Lalu malaikat berkata kepadanya, “Jagalah harta kekayaanmu. Sebenarnya kamu (hanyalah) diuji. Dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada dua sahabatmu.”

***

Demikianlah kisah ini, Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya, dan kita pun senantiasa diuji oleh-Nya. Dalam kisah tadi, ada dua hal yang menjadi bahan ujian, yaitu kesehatan, penampilan fisik, dan harta. Mudah-mudahan kita adalah yang orang yang lulus ujian sebagaimana si Buta. Jika kita ingin seperti si Buta, maka kita harus berusaha menjadi bagian dari orang-orang yang bersyukur dan senantiasa merasakan adanya pengawasan Allah (muraqabatullah).

Semoga Allah senantiasa ridha dan tidak murka kepada kita semua.. Aamiin.

Maraji’: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim

Valentine Day's? Mestikah?

1 komentar
Tanggal 14 Februari, emang hari apa?

Ada yg tau ga? Saya taunya 14 Februari 2011 itu hari SENIN...



Tapi ada yg punya tradisi lain nih...



Emang hampir seluruh negeri, ada tradisi tukar menukar guling eh salah ding..., gula-gula, bunga, dan hadiah atas nama hari Valentine. Ga hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan. Ngomongin soal lagu yang menyentuh, tahu kan contohnya? Yup bener, lagu Indonesia Raya. Hehehe. Udah deh, jangan diterusin lagi. Cukup situ aja. Nanti mikir yang enggak-enggak. Memang sih, masih banyak lagi hal lain yang dilakukan pas hari itu, apalagi buat yang punya gebetan, atau lagi bikin rencana counter attack untuk nge-gol-in ungkapan rasa hati, yang selama ini telah terpendam jauh di lubuk sanubari. Glodak...



Tapi udah ah, bikin boros tulisan. Hehe. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada ga sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Hus... ngawur banget toh. Ya enggaklah. Sobat, memang sih, konon sejarah Valentine ini penuh misteri. Identik ama Kolor Ijo..penuh misteri juga. Hehe. En, hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.



Valentine dan Pernak-perniknya (Sejarah Valentine Tau Ga?)



Sobat, sejarah tentang siapa tuh Valentine dan orang-orang di sekelilingnya memang sedikit banget diungkap. Tapi yang pasti, dilihat dari namanya aja, kita ngerti lho kalo dia bukan seorang muslim. Kecuali kalo namanya Abdullah, Ahmad, atau Rosyid hehe...nah pembahasannya kalo yang ini lain lagi. Paling tidak, berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.



Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.

Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.



Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.



Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja. Ya bener, panas. Gimana sih panasnya? Gampang kok, tinggal berdiri di siang bolong jam 1, sambil nggoreng cabai dan ngulek bawang merah di tengah lapangan. Dijamin bakal hot abis. Nah, seperti itu pula suasana Valentine’s Day. Terlepas benar atau tidaknya perayaan itu. Nampaknya bakal seru banget, kalo ga sedikit yang ngedukung. Mulai dari omongan siswa di sekolah. Obolan kecil di bangku kuliah. Iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day. Karaoke dan klub malam yang menggelar hiburan plus-plus di malam harinya. Hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?



Lho, tapi kan yang ngedukung banyak. Itu kan nunjukin kalo perayaan itu ga salah. Eit...sabar dulu fren. Sebenarnya nih ya, sebagian besar media apalagi tempat hiburan tuh, ngedukungnya ga murni karena mereka ngerti asal muasalnya Val Day. Tapi, apalagi kalo bukan karena uang dan uang. He-em. Kapan lagi mereka bisa ngeruk keuntungan segede-gedenya kalo ga ada momen seakbar Valentine’s Day. Di momen lain pun sebenarnya sama lho. Ingat kan pas bulan Ramadhan, pengusaha tempat hiburan, plaza dan media masa ngeblow up segala hal yang berhubungan dengan Ramadahan. Demikian juga pas hari Idul Fitri, natal, tahun baru, dan berbagai momen lain yang sukses banget ngeraup rupiah. Seakan-akan ketika para pengusaha melihat pemuda-pemudi, yang mereka lihat bukan sosok remajanya, tapi sekarung uang yang lagi berjalan. Yup, kalo udah lihat duit numpuk, pupilnya langsung berakomodasi maksimum. Toeng....



Cita-cita para pengusaha yang lagi dimabuk duit, diamini ama keinginan remaja yang menggebu untuk ngerayain Val Day. Masih berlum sreg? Hal ini ditambah ama sifat remaja yang seneng ngikut bareng kalo ada yang rame. Ada pesta, ngikut. Ada syukuran, nimbrung. Ada makan-makan, nebeng. Sampe ada tabrak lari, pengen lihat. Gitu deh sifat remaja. Mereka seneng banget kalo ada teman yang senasib dan sepenanggungan. Ga percaya? Coba deh, pas ulanganmu dapat jelek, kamu pasti nanya ama temen-temenmu, ”Eh ulanganmu dapat berapa?” Tuh, contoh yang ga jauh amat. Berarti yang sering nanya seperti itu tuh hasil ulangannya AT alias Ancur Total. Hehe.



Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang ga ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, ga gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, ga ada salahnya lho kalo ga nyerayain hari itu. Ga ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Ga bakal selamanya kok. Meski dibilang ga modern dan ga ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Ga sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang nonmuslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis. Numpuk lho dusone. Di Filipina misalnya, perayaan Valentine’s Day disambut dengan kumpulnya puluhan ribu pasangan remaja yang belum menikah di alun-alun kota. Pas dikomando, seluruh pasangan itu saling berciuman, diakhiri dengan tepukan tangan dan pelepasan balon berbentuk hati. Konon acara itu masuk di Guinness Book of Record dengan titel rekor ciuman pasangan terbanyak dan terlama sepanjang sejarah. Dan selebrasi tersebut jadi ide kreatif buat pengusaha klub malam dan diskotik untuk memberi nuansa romance of the night di malam Valentine’s Day. Lagi-lagi pola pikir kapitalis yang main. Sebel.



Valentine? Off the Record!!



Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih. Jadi jangan heran kalo di sebuah media masa pernah dikupas bertebarannya kondom seusai pesta Valentine’s Day. Tentunya kamu pada ngeh apa yang terjadi saat itu. Pastinya bukan main golf apalagi karambol. Hehe.



Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas). Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.



Lagipula, ngapain juga kudu ngungkapin cinta pas Valentine’s Day, kenapa ga di hari-hari yang lain. Suer, ini bikin kita ga habis pikir. Belum lagi omongan dari yang sudah punya gebetan. Dia berkilah kalo di hari Valentine adalah momen yang pas untuk meningkatkan rasa kasih dan sayang untuk si doi. Sobat, tahukah kamu, kalo hal itu akan makin mendekatkan keduanya ke dalam perzinahan. Dan inget lho, pergaulan bebas bukan hanya zina semata, tetapi segala hal yang menggiring remaja kesana, seperti berduaan, berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman, semuanya termasuk aktivitas yang diharamkan oleh Islam. Dan akhirnya bukannya cinta suci yang mereka berdua dapat, hanyalah cinta sakit yang semakin menggembung dan membesar. Tul kan.



Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).



Nah sobat, buat kamu yang laki, ikhwan atau cowok, jangan kebawa arus Valentine’s Day dengan mencoba berbagai atraksi yang meramaikan tradisi jahiliyah itu. Apalagi ditambah dengan aksi gaul bebas yang menjurus kedalam perzinahan. Jangan ketipu ama propaganda yang digembar-gemborkan media untuk saling ningkatkan kasih sayang ama di doi di tanggal 14 itu. Seneng di awal, nyesel di belakang.



Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin disini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.



Allah SWT berfirman, ”...dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali.....” (TQS. Al An’aam : 164).



Buat Ayah dan Ibu, tolong jagalah buah hati kalian. Sesungguhnya tanggung jawab anak ada dipundak kalian. Keluarga adalah pilar iman yang kokoh untuk melindungi anak dari dosa dan siksa Allah SWT. Dan saatnya sekarang untuk masyarakat dan negara kita untuk tegas, menolak segala hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Apalagi berkaitan ama iman dan perbuatan yang bisa menyebabkan dosa. Gimana? Ya dengan nerapin hukum Islam dong. Titik.

Nah sobat, udah ga zaman lagi untuk sekedar ngikut dan males berpikir tentang segala hal. Buang Valentine’s Day dari benak dan aktivitas kita. Ganti ama kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan berpahala. Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Serius lho.



مَن تَشَبَهَ بِقَومٍ فَهُوَ مِنهُم رواه الترمذي

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]



Dikala seperti ini, kita pegang saja kuat-kuat Sabda Nabi Muhammad saw: “katakanlah: aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah!” Dengan iman yang menancap di lubuk hati, sampai pada cinta kepada keimanan dan iman itu menghiasinya, maka akan benci kepada bentuk kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan sebagai firman Allah di Surat al-Hujurat: 7

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”





So... Masih kekeh mau ngerayain? Mending lakukan hal-hal yg jelas bermanfaat...

www.rohis-sman37.blogspot.com

Sabtu, 05 Februari 2011

Membalas Keburukan dengan Kebaikan

0 komentar

Dalam suatu kesempatan seseorang bercerita pada saya tentang pengalamannya dengan seorang teman yang selalu bersikap buruk padanya dan keluarganya.
Ia bercerita, "Kami mempunyai teman yang dikenal oleh orang-orang di sekitarnya bahwa dia orang yang memiliki sifat hasad. Jika orang lain mendapat kenikmatan, dia seolah merasa sakit hati dan dengki. Terlihat sekali dari sikapnya yang selalu menggunjingkan orang yang mendapat kenikmatan tersebut pada orang lain. Mencari-cari kesalahan dan selalu sibuk mengorek informasi dari mana orang lain itu bisa mendapatkan uang, mobil baru, jabatan, dsb.
Orang-orang yang ada di sekitarnya sudah bosan dan ingin sekali menjauh darinya karena sifatnya yang hasad dan bermuka dua. Bicara ke sini lain dan ke sana lain. Di matanya semua orang adalah salah dan buruk. Padahal sikapnya yang demikian telah membuka aib dirinya sendiri. Sehingga bisa dikatakan tidak ada lagi yang mau berteman dan bergaul degannya. Namun kami (walaupun dia menyimpan dengki itu pada kami) tetap menjalin silaturahmi dengannya, dengan harapan suatu saat bisa menyadarkan dia bahwa sifat tersebut sangat tercela dan harus dirubah. Namun anehnya, semakin didekati dia semakin hasad karena karunia dan kenikmatan yang Allah berikan pada kami. Begitu, dan begitu terus.
Apakah kami harus menjauh dengan harapan dia introspeksi diri dan sadar; mengapa tidak ada lagi yang mau berteman dengan dia, atau malah sebaliknya dengan mendekati dia yang terkadang hati inipun tak menerima sikapnya yang demikian? Kalau memang harus didekati, bagaimana cara melunakkan hatinya?"
Sesungguhnya ketika Allah ta`ala menginginkan kebaikan untuk seorang hamba, Ia akan memberinya ujian. Dalam sebuah hadits diterangkan, “Dari Abu Hurairah radhiyyallahu `anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, 'Barang siapa yang Allah inginkan untuknya kebaikan, Ia akan memberinya ujian'.” (HR Bukhari [10/108], No. 5645).
Ketika orang lain bersikap tidak ramah dengan kita, sebelum kita menyalahkan sikapnya, alangkah lebih baik terlebih dahulu kita melakukan introspeksi diri, adakah selama ini sikap dan kata-kata kita yang telah menyinggung dan melukai hatinya, sehingga timbulnya reaksi negatif tersebut. Jika ini terjadi, maka kita perlu untuk memperbaiki diri. Sebagai contoh, sebagian orang ketika mendapatkan nikmat dan kebaikan cenderung pamer dan riya di hadapan orang lain, sehingga sikap itu menimbulkan perasaan tidak enak pada orang lain.
Namun, apabila setelah diteliti, tak ada satupun selama ini sikap kita yang salah, maka orang itulah yang hatinya bermasalah, hatinya tengah berpenyakit, dikuasai oleh hawa nafsu, bisikan setan, sifat hasad, dan berbagai penyakit hati lainnya.
Dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Nabi saw bersabda, “Jauhilah oleh kalian sikap hasad, sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar... “ (HR Abu Daud [4/276], No. 4903)
Adapun sikap bermuka dua tergolong ke dalam sikap orang munafik, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits, “Dari Muhammad bin Zaid bahwasanya beberapa orang berkata pada kakeknya, Abdullah bin Umar r.a, ”Sesungguhnya ketika kami menghadap pada Raja-raja, kami katakan pada mereka tidak seperti yang kami katakan ketika keluar dari mereka, ia berkata, ‘Sesungguhnya kami semasa Rasulullah menganggap hal itu sikap munafik.” (HR Bukhari [13/181], No. 7178)
Sikap memaafkan merupakan sikap yang sangat mulia, dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah berkurang harta seseorang karena bersedekah, Allah tidak menambah bagi seseorang yang memaafkan orang lain kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu` karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim [4/2001] No. 2588)
Namun, jika semakin didekati dia semakin hasad karena karunia dan kenikmatan yang Allah berikan pada kita, bersikap tidak baik, dan begitu terus-menerus, dan kita khawatir hati kita karenanya akan rusak, dan hubungan tetap tidak menunjukan perubahan ke arah positif, mungkin untuk sementara waktu baiknya menjauh dari orang tersebut. Mudah-mudahan dengan itu ia tersadar dan bisa introspeksi diri. Diharapkan dari jauh tetap berdoa pada Allah semoga memberi padanya hidayah, dan dengan tetap bersikap baik ketika sekali-kali bertemu dengannya.
Akan tetapi, jika kita menilai dengan hubungan tetap dilanjutkan kita tidak merasa risih, tidak sakit hati, dan tetap bisa bertahan, baiknya dilanjutkan, mudah-mudahan dengan sikap yang baik, dan kata-kata yang lembut tersentuh hatinya untuk berbuat baik pada kita.
Ibarat orang yang di sekelingnya jurang yang akan menjatuhkanya, sedang ia buta dan tuli. Rasa kasihan dan iba padanya tidak akan membuat kita tega membiarkan ia dalam keadaan itu. Kita akan datang untuk segera menolongnya, walau ia menolak, dan tidak suka. Ia tidak sadar sikapnya akan membahayakan dirinya. Dan kita yang tahu, harus sabar untuk membimbingnya.
Atau umpama orang yang terkena perangkap setan dan hawa nafsu, sebagai orang yang selalu ingin kebaikan untuk orang lain, kita berusaha mengeluarkannya dari perangkap tersebut.
Ini juga merupakan jalan dakwah bagi kita, jika kita sukses merubahnya tentu pahala kebaikan akan terus mengalir pada kita. Dan kita tahu bahwa jalan dakwah tidaklah mulus dan mudah, ia butuh kesabaran yang tangguh, mental yang tidak mudah rapuh, proses yang panjang, keistiqamahan, dan doa yang tak pernah henti dipanjatkan.
Kalau memang harus didekati, bagaimana cara melunakkan hatinya?
Cara melunakkan hati seseorang; pertama, urusan hati ada di tangan Allah. Ia memberi petunjuk dan menyesatkan hati seseorang sesuai dengan kehendak-Nya. Alangkah lebih baik bila kita selalu menyempatkan diri pada saat-saat yang mustajab untuk mendoakannya. Semoga Allah membuka pintu hatinya pada kebaikan. Lakukan ini terus menerus, dengan penuh yakin, semoga dengan hal itu Allah berkenan membuka pintu hatinya.
Disamping itu, bergaulah dengannya dengan cara yang lembut dan baik. Kenali kesukaannya yang positif, berikan pujian jika itu pantas, apresiasi kebaikan yang dilakukannya, hargai pendapatnya jika itu benar. Orang akan suka bila dirinya diperhatikan, dihargai, kerjanya dipuji, dan pendapatnya di hargai.
Bila langkah-langkah di atas tidak berbuah hasil, mungkin dengan mencoba mencari orang terdekat darinya dan yang ia hargai untuk memberinya nasehat dan bimbingan.
Allah `azza wa jalla berfirman, “ ... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Ali `Imran [3] : 134)
Di ayat lain Allah berfirman, “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Asy-Syura [42]: 43)
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya seorang laki-laki bertanya pada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku punya kerabat yang aku selalu menjalin silaturahmi dengan mereka akan tetapi mereka memutuskannya dariku, saya selalu berbuat baik padanya akan tetapi mereka berbuat jahat pada saya, saya berlaku lembut pada mereka sedangkan mereka bersikap tidak ramah pada saya,” Kemudian Rasulullah menjawab, ”Jika engkau seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah kamu menempelkan abu panas pada (mulut) mereka, dan Allah akan selalu menjadi penolongmu selama kamu berbuat demikian.” (HR Muslim, [4/1982], No. 2558, dan Ahmad, [7932]).
Syekh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rah. dalam kitab Riyadus Solihin, jilid 2, halaman 328, Bab. Ihtimâlul Adzâ mengomentari tentang maksud dari menempelkan abu panas pada (mulut) mereka, “Adalah menutup mulut mereka/memasukkan ke dalam mulut mereka abu panas merupakan sebuah kinayah (kiasan) terhadap laki-laki tersebut bahwasanya ia memperoleh kemenangan atas mereka.”
Apabila seseorang disakiti karena agamanya, maka kesabarannya atas perlakukan buruk itu meneladani para rasul yang mulia. Seseorang yang berpegang teguh pada agama, dan ia berbuat ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar, maka hal yang wajar jika ia diperlakukan dengan buruk, sebagaimana yang dialami oleh para rasul dan nabi. Dan ia harus bersabar. Kesabaran itu akan berakibat yang baik (sorga) baginya di akhirat kelak.
Seseorang akan diuji sesuai kadar agamanya. Dan ujian itu bisa datang dari orang-orang ada di sekitarnya. Sebagian manusia tatkala mendapatkan ujian, cepat berpaling dari Allah, dan sebagian lain tetap berpegang teguh di jalan Allah, ini seperti yang Allah gambarkan dalam firman-Nya, “ Dan diantara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. “ (Al-Hajj [22] : 11)
Syekh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rah. berkata, “Menyambungkan silaturrahmi yang sesungguhnya adalah dengan orang yang memutuskannya dengan kita. Inilah silaturrahmi yang sebenarnya. Oleh karena itu hendaklah seseorang tetap bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah atas sikap jelek dan buruk kerabat, tetangga, teman, dan orang lain padanya. Allah akan selalu menjadi penolong atasnya. Ia akan beruntung di dunia dan di akhirat, sedangkan orang-orang yang memutuskannya merugi di dunia dan akhirat.”
Sungguh sangat tinggi derajat yang akan diterima oleh orang baik akhlaknya, hal ini digambarkan dalam hadits Rasulullah, “Dari Abu Darda` radhiyallahu `anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada sesuatu yang lebih memberatkan timbangan seorang hamba pada hari kiamat, melainkan husnul khuluq (akhlak yang mulia).... “ (HR At-Tirmidzi [4/362] No. 2002 dan Abu Daud [4799]). Wallahu a`lam bish-shawab.

Jumat, 04 Februari 2011

Valentine itu ada dalam Islam gak seh? (Ulasan Mr.Gami )

0 komentar

Assalamualaikum,
Hai guys, apa kabar? gak terasa hari berganti hari yang baru, dan bulan berganti bulan yang baru juga. Sekarang udah bulan februari neh, bulan yang identik dengan bunga, coklat dan segala yang romantis-romantis deh pokoknya..

Kata-kata temen-temen gue sih, ada yang spesial di bulan februari ini tepatnya tanggal 14 yaitu Valentine. Sebenarnya valentine itu apa seh? Saat gue tanya temen-temen gue katanya "pokoknya hari kasih sayang dan saat romantis-romantisan". Lah, emang buat menyebarkan kasih sayang cuma 1 hari doang ya gak guys? Oke, supaya lebih mantep pengetahuan kita tentang valentine ini, ayo kita telusuri lebih dalam tentang valentine ini. Let's go !!

Guys, menurut kalian valentine itu nama yang islami bukan seh? Kaya Muhammad, Achmad, dan lain-lain? Tentu aja bukan, terus kalo gitu menurut kalian perayaan Valentine itu ada dalam Islam gak seh?

Untuk sekedar diketahui guys sedikitnya ada 3 Sejarah yang berbeda tentang Valentine itu (Waduh sejarahnya aja banyak), yang pertama seseorang bernama Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, si Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan (pernikahan) bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.

Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara itu ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa(kasihan).

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia (si Valentine) jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Semua Sejarah itu guys berasal dari Gereja Agama Katolik,kira-kira kalo menurut Islam ada gak ya Valentine? Setelah beberapa lama gue cari guys ternyata gak ada satupun ayat ataupun hadis yang menunjukkan bahwa dalam islam itu ada valentine..

Tapi, nanti kalo misalnya gak ngerayain Valentine dibilang kuper, cupu, ndeso, dan segala macamnya dong? Terus bisa-bisa dijauhin temen gara-gara dibilang gak gaul? Jangan takut karena kalaupun kalian gak merayakan Valentine itu kalian masih bisa hidup kok? iya gak? Dan juga kalaupun kalian dijauhi temen-temen karena gak mau ngerayain Valentine kalian juga bisa mencari temen baru yang mungkin lebih bisa mengerti kita ya gak? Emang susah, seperti kata pepatah "Amat mudah mencari seribu musuh dalam 1 hari, tapi amat susah mencari satu sahabat dalam 1 hari". Tapi percaya deh guys kalian bisa menjalani itu semua asal kalian tetep tawakal sama ALLAH SWT, kaya gue.. hehe

Tapi emang masalah ngerayain atau gak, itu hak kalian karena kalian berhak menentukan mau jalan lurus atau berbelok. Tapi inget hadis nabi ya sebelum memutuskan..

"“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]

(Itu Nabi ya yang ngomong bukan gue) Nah, kalo udah kaya gitu masa kita mau ngikutin kaum yang ngerayain Valentine? Berarti kita non-Islam dong?????

Rabu, 02 Februari 2011

Kisah Pengemis Yahudi Buta & Nabi Muhammad SAW

0 komentar

Telah kita ketahui bersama bahwa nabi Muhammad memiliki sifat yg sangat mulia. Dan beliau adalah pribadi yang sangat suka menolong orang lain, nah pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan bagaimana kemuliaan nabi muhammad ketika ia berhadapan dengan seorang pengemis yahudi buta yg selalu menghinanya.

Alkisah, hiduplah Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi ia lalui dengan selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".


Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?",tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

sumber : http://robbie-alca.blogspot.com/2009/02/kisah-pengemis-yahudi-buta-nabi.html

PANDANGAN MATA

Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih

Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran

Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia

Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia