Yah, kan katanya, “‘Mereka’ ujung tombak para pejuang panji risalah-Nya, mulai kini hingga nanti, akhir zaman. Sekilas tentang mereka. Amanah mereka banyak. Tak terhitung lagi jumlah kilo-an-nya jika amanah itu harus ditimbang. Kembali menuju risalah Islam, menjadi qudwah, memberikan ikhwah, menyebarkan hikmah, melaksanakan indahnya hidup sesuai tuntunan syar’i untuk kembali dan lagi disebarkan dan diserukan.”
Terus katanya, “‘Mereka’ berbeda dengan yang lainnya. Disaat orang lain hanya sibuk memikirkan dirinya (bagaimana sekolahnya, bagaimana keluargannya dan bagaimana amanah-amanah duniawi lainnya), seorang aktivis dakwah justru harus memikirkan bagaimana keadaan lingkunagan masyarakatnya, dirinya sendiri, mad’u-mad’u / mutarabbi-mutarabbinya (binaan-binaan) dan lain sebagainya.”
Tapi...
“Ah, ngapain, ikutan DKM atau LDS atau apapunlah yang katanya didalemnya banyak anak-anak rohis –rohaniawan Islam– atau katanya aktifis dakwah? Lha kalau mau shalih ya shalih sendiri aja kali. Toh banyak anak yang ngaku katanya rohis tapi ngomongnya aja masih ‘an*ing’ dan temen sekebun binatangnya segala. Nongkrong pula sama rokok yang ga kebayang kalau ga ada buat diisep. Yah, katanya aktifis. Aktifis apa yang kerjaannya pacaran? Yang cowok sama ceweknya yang kerudungan lagi. Ah mending ga usah ikutan rohis tapi shalih sendiri daripada justru kebawa ga bener.”
Astagfirullah.
“Ckckck, aktifis... aktifis... masalah lu tu banyak buat lu selesaiin. Bukan buat ditumpuk tapi ga jelas mau diapain. Kayak iya aja image lu dihadapan banyak orang itu bagus. Mau dikatain jadi orang alim? Lha, sadar dulu dong. Ngaca, rapat aja masih molor, kerjaannya paling FB-an, chatting atau paling banter sms-an”
“ Ceritanya mau ngeruah dunia sama pandangan Islam? Wah, mimpi dibalik awan tuh. Gua kecewa berat. Niatnya sih kumpul bareng anak-anak nongkrong geng buat ngebenrein mereka pake ayat atau hadist-hadist. Tapi apaan? Lu malah ikutan ngerokok. Niatnya sih lu ngedeketin cewek buat ‘ngejilbabin’, tapi malah lu pacarin. Malu tuh sama ‘gelar’.”
“Kata lu, “Jangan nyontek!”, tapi lu masih nyontek. Lu bilangin ke anak sekelas biar ga ngomong kasar, tapi lu malah ngejek gua pake kata kasar yang tentu ga harus gua kasih tau dihadapan orang banyak. Mau masuk Surga nih ceritanya?! Mau masuk Surga pake modal apa lu?! Sama omongan gede lu yang cuma mimpi? Hah, sompral banget! Waktu mentoring aja lu malah sms-an. Atau kalau lagi ga ada pulsa paling ketiduran.Masuk telinga kiri, keluar telinga kiri. Sama sekali ga masuk atau bahkan hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Kasian tuh mentor. Cape-cape ga ngegaji tapi lu cuekin. Modal lu tuh buat masuk ‘Surga’nya seten. Cacat.”
Astagfirullah.
“Lu paling pake alesan Islami buat ngelakuin dosa. Katanya mabal buat bisa ikutan mentoring. Katanya biar jaga hijab –batasan antar cowok dan cewek dalem Islam–, lu malah ta’aruf-ta’arufan. Emang sih ga lu pacarin. Cuma sama aja bo’ong kalau ujung-ujungnya ngajak sms-an sampe nonton dibioskop. Lah, mimpi lu tuh bayangan belaka, sama kayak omongan gede lu!”
“Lu shalat keliatan bagus doang kalau jamaahan, kalau sendirian, wuih kilat bener. Sedekah aja lu omongin, tapi mana duit amal dari lu? Puasa, yah, gua tau lu jarang puasa.”
“Mending kayak gue, ga DKM juga tapi masih mau shalat. Gua mungkin ga jaga hijab kayak lu, tapi gua ga munafik. Cuma Malu-maluin Islam aja!”
Ya Rabb. Selalu terkenang sang murabbi berkata:
“Saat manusia memenuhi kebutuhannya sendiri, seorang mujahid berjuang memenuhi kebutuhan orang lain. Saat manusia beristirahat, seorang mujahid masih bekerja keras menyempurnakan amanah-amanahnya. Semoga Allah memberkahi, memuliakan dan menolong kalian para mujahid... yang senantiasa MENJAGA kehormatan setiap jengkal bumi kaum muslimin...” (Ar-Ribaath, 24 Sya’ban – 24 Ramadhan 1430H)
Speachless. Ga tau mau nanggepin apa sama omongan diatas. Tulisan ini emang didasari oelh kisah nyata tanpa hanya retorika juga jaim semata. Ini benar-benar terjadi dan benar-benar ga tau mau ngomong apa?
Miris negliat anak-anak DKM atau LDS-LDS sekarang. Mereka memang anggota DKM tapi kontribusi apa yang mereka lakukan terhadap Islam?
“Cuma Malu-maluin Islam aja!”
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS Ash-Shaff [61]: 2-3)
Miris negliat anak-anak DKM atau LDS-LDS sekarang. Banyak yang mngakunya anak DKM, rohis atau aktifis tapi...
Yah, tulisan ini hanya untuk saling mengingatkan karena memang diangkat dari kejadian nyata. Silakan tanggapi dalam diri masing-masing didalam hati, karena tulisan ini ga hanya untuk mengumbar kata. Jazakumullah.
Bumi Allah, 21 Jumadil Awal 1431 H – 6 Mei 2010 M
Annas Ta’limuddin Maulana
Sabtu, 29 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PANDANGAN MATA
Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih
Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran
Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia
Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia
0 komentar:
Posting Komentar