Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.Demi waktu,Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.( QS. Al-Ashr )

Minggu, 05 Juni 2011

Kajian Rohis Nih...

1 komentar
Assalamu'alaikum..

InsyaAllah kami dari Rohis37 akan mengadakan sebuah kajian mengenai Aliran Sesat. Apalagi belakangan ini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab yang memfitnah rohis sebagai bibit-bibit aliran Sesat dan Terorisme. Maka dari itu, kami dari Rohis SMAN 37 akan mengadakan kajian mengenai itu. Meluruskan pandangan yg sebenarnya. Rohis itu Asik. Buktinya banyak yang juara kelas, nilai bagus2, rangking, anak kesayangan guru, ketua kelas, teladan, dll...


Judul : The Wrong Way

Sabtu, 11 Juni 2011 (09.00 - 14.30)

Pembicara : Ustadz Ismeidas
Bedah film satanisme oleh : Ustadz Budi

Dimeriahkan oleh : Nasyid IsVo37, Marawis37, Hadroh37

see you guys !

Selamat Tinggal Rohisku

0 komentar
,Sebuah perasaan yang amat membingungkan yang kini kita rasakan. Sebuah dilema dalam diri ini yang semakin hari, semakin membingungkan. Hanya Allah saja yang dapat menenangkan hati ini.

Bismillahirrohmanirrohim.

Subhanallah, akhirnya Ana dapat menghirup nafas lega setelah kabar kelulusan itupun menghampiri. Ya benar, Ana sangat senang karena Ana dapat lulus sekolah tingkat SMA dengan hasil keringat sendiri yang telah ditempa selama tiga tahun silam. Bukan dengan cara-cara yang diharamkan oleh Allah untuk menggapai sebuah nilai “kelulusan” dengan mudah, tentu saja “bocoran”. Tapi Ana menghindari itu semua, karena Ana yakin bahwa “Allah akan menolong Hamba-hambanya yang menolong Agama-Nya”. Sungguh sebuah perjalanan hidup yang sangat menyenangkan. Namun ada lagi sebuah perjalanan Ana yang sangat luar biasa. Perjalanan hidup yang hanya didapatkan oleh orang-orang terpilih langsung dari Sang Pencipta. Ya benar sekali, disanalah Ana menemukan Arti Sebuah Kehidupan di masa muda zaman modern seperti ini. Disaat banyak remaja yang tergiur oleh buaian duniawi yang hanya “fana” semata. Dan disana Ana ditempa menjadi seorang Pemuda yang sesungguhnya. Yaitu pemuda harapan Ummat ini.

Sebuah wadah yang penuh dengan kenangan, penuh dengan pengalaman, penuh dengan cobaan, dan penuh dengan tanggung jawab. Itulah Rohis (Rohani Islam). Tempat pertama kali Ana bermuara dalam indahnya kata “Perjuangan” yang sebenarnya. Disana Ana ditempa menjadi seorang Pemuda yang sebenarnya. Tidak hanya memikirkan Akademik semata yang dilakukan oleh Pelajar umumnya, namun Ana ditempa menjadi seorang Pelajar yang berakademik baik sekaligus membentuk akhlak yang bai pula. Dan yang tidak ketinggalan lagi, disini Ana dibentuk untuk menjadi “Penyeru” dalam kebaikan, kebenaran, yaitu Penyeru dalam “Kebaikan”. Itulah Dakwah Sekolah.

Sungguh luar biasa mereka semua. Disaat orang lain sedang sibuk-sibuknya dalam menggapai kesenangan duniawi, mengejar akademik, menjalin percintaan yang diharamkan, berfoya-foya, dan sebagainya, namun kita dibentuk untuk memperbaiki diri sendiri sekaligus memperbaiki orang lain juga. Memikirkan orang lain juga. Dan Ana yakin sekali suatu hari nanti mereka semua akan menjadi Pemimpin yang luar biasa. Menjadi orang-orang yang akan membentuk Moral sebuah bangsa ini kedepannya. Minimal pemimpin untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Karena mereka semua adalah orang-orang spesial yang pernah Ana kenal.

Di awal memasuki pintu “Gerbang Dakwah Sekolah” itulah Ana merasakan sesuatu yang berbeda. Menemukan banyak teman-teman dan sahabat-sahabat perjuangan yang sebenarnya. Yaitu yang selalu menegur kita saat dalam kemaksiatan, kesalahan, dan khilaf. Dan juga mengajak kita selalu dalam menempa diri menjadi Muslim Sejati. Mengajak kita untuk selalu memperbaiki diri ini yang kotor berlumur banyak dosa-dosa. Subhanallah.. Masih terbesit dalam memoriku saat mereka mengirim SMS Tausyiah yang menggelorakan jiwa untuk untuk bangkit menuju kebaikan dan berlomba-lomba menggapai Ridho-Nya.

Ya. Masih sangat terbesit dan sepertinya takkan terlupakan begitu saja saat kita membuat sebuah acara di Rohis itu. Saat kita menyusun sebuah konsep acara bersama, syuro, diskusi, membentuk kepanitiaan, menyebar proposal, dan menjadi panitia saat hari “H”. Terkadang banyak ide-ide yang bentrok antar panitia. Terutama antar panitia ikhwan dengan akhwat. Masih sangat terbesit dalam memori ini saat gagasa menolak atau merubah konsep yang sangat kontradiksi antar kita. Sampai-sampai ada juga yang kecewa, menangis, sedih, dan sakit hati. Namun setelah itu, kami belajar sebuah arti kedewasaan dalam kehidupan ini. Saling memaafkan dan memahami adalah sebuah kata kunci untuk itu. Alhamdulillah Ya Allah.

Ya. Sesuai target kita, banyak anak-anak Rohis yang mendapat juara kelas, nilai yang memuaskan, ikut Olimpiade, OSN, anak kesayangan guru, teladan kelas, dan sebagainya. Itulah kita, pemuda-pemudi Islam yang Cerdas dan Berakhlak baik. Tak jarang banyak diantara kita yang mendapat penghargaan baik dari sekolah kita. Subhanallah Ana menumak jalan yang benar saat masa muda Ana. Menempa diri menjadi Pemuda-Pemudi Islam sejati.

Suatu ketika, kabar yang pasti kan datang tiba juga. Sebuah takdir yang telah Allah tetapkan. Bahwa jika ada Siang, akan ada Malam yang menggantikannya. Jika ada hari Senin, akan datang hari Selasa. Begitu seterusnya roda kehidupan ini. Jika ada sebuah pertemuan, pastilah ada sebuah perpisahan yang kan terjadi. Itulah yang akan kita hadapi. Dan kini telah terjadi kawanku. Ana sangat sedih saat perpisahan itu datang karena harus menginggalkan sekolah tercinta yang merupakan sebuah Ladang Amal kita untuk mencari Ridho-Nya. Juga sangat sedih saat menginggalkan sebuah wadah yang dahulu Ana diajarkan tentang menemui arti sebuah kehidupan di masa belia ini. Akhirnya perpisahan itu memaksa kita untuk berpisah terhadap teman-teman dan sahabat-sahabat perjuangan kita di Rohis selama ini. Yang penuh dengan senyuman, canda, tawa, keseriusan, kadang pula ada duka yang menghampiri.

Inilah sebuah dilema dalam diri Ana yang masih terbesit hingga sekarang. Antara senang dan sedih. Senang karena akan terjun baru dalam dunia Dakwah Kampus, yang mempunyai tantangan luar biasa dan akan bertemu juga dengan orang-orang yang luar biasa. Namun disisi lain sedih. Sedih karena harus meninggalkan Rohis. Bukannya Ana sedih karena hal duniawi kawanku. Namun karena Ana sedih, bagaimana dengan Kaderisasi dan Pembinaan akan Rohis kedepannya? Disaat banyak Alumni yang sudah semakin goyang dalam kancahnya untuk menjadi Aktifis Dakwah Sekolah ini karena kesibukan mereka diluar sana. Terlebih lagi saat kita mendapat Pendidikan Kuliah di luar daerah sana yang jauh. Sedih karena khawatir tidak dapat mengontrol adik-adik perjuangan kita di Rohis. Sedih karena ada sebuah pertanyaan besar “Bagaimana Rohis ke-Depannya?” Sedih karena takut, Ana futur dipertengahan Jalan ini. Memang saat awal-awalnya mempunyai semangat yang membara dan menggebu-gebu, namun saat dipertengahan bahkan akhirnya bagaimana?

Ya. Memang benar masih ada teman perjuangan kita yang masih ada disana. Namun apakah itu dapat bertahan lama jika dia seorang diri untuk mengurusi sebuah amanah yang sangat luar biasa? Jika dia futur, siapa yang menggantikan? Sementara kita hanya melihat dan asyik dalam dunia kampus saja. Hanya sebuah sokongan yang dapat Ana berikan, yaitu Do’a Rabithoh untuk menguatkan hati-hati kita dalam perjuangan ini. Dan semoga kita semua menjadi Agent of Leader yang membentok Moral Bangsa ini kedepannya. Walaupun melalui sebuah wadah bernama Rohis.

Sedih hati ini saat mengatakan “Selamat Tinggal Rohisku, Selamat Tinggal Sahabatku”.

Kamis, 02 Juni 2011

Tarbiyah Ruhiyah

0 komentar
Dalam Q.S. Al Anfaal:29
“Hai orang2 yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu ´´furqaan´´ dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar“

Dan dalam Q.S. Al Hadid:28
“Hai orang2 ynag beriman, bertaqwallah kpd Allah dan beriman kepada Rasul-Nya niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu bisa berjalan dan dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“


Jika kita renungkan ayat tersebut diatas, maka dengan TAQWA kpd Allah, Allah akan:
1. Memberikan furqaan kepada orang mu´min, yang dgnnya kita dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil
2. Mengahapuskan segala kesalahan2 kita
3. Mengampuni dosa2 kita
4. Memberikan cahaya yang akan menerangi kehidupan kita, sehingga kt akan selalu mendapatkan jalan keluar yang baik dr setiap permasalahan yang dihadapi


Hakikat Taqwa
Taqwa lahir dari konsekuensi logis dari keimanan yyang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dgn Muroqobatullah, mersa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap limpahan karunia dan maghfirah-Nya. Atau seperti yang didefinisikan para ulama: Taqwa adalah hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintah-Nya.


Jalan untuk mencapai Taqwa
1. Muáhadah (Mengingat perjanjian)
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji….“ (Q.S.An Nahl:91)
Yaitu perjanjian seperti yang terdapat didlm Q.S. Al A´raf:172 dan Al Fatihah:5

2. Muroqobah (Merasakan kesertaan Allah)
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (u/ shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu diantara orang2 yang sujud“ (Q.S. Asy Syura:218-219)

Dan dalam Hadist ttg Ihsan:
“Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika memang kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu“
Ibadah yang bagaimana yang bisa membuat Allah suka/cinta terhadap ibadah kita tsbt. Perbanyak Dzikir (mengingat Allah). Imam Hasan Al Bashri berkata, “Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena Allah maka dilaksanakannya tetapi jika sebaliknya maka ditinggalkannya“.


Macam-macam Muraqobah:
- Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan kepada-Nya, yaitu dengan Ikhlas
- Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dgn taubat, penyesalan dan meninggalkannya secara total
- Muroqobah dalam hal2 yang mubah adalah dgn menjaga adab2 terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya
- Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha terhadap ketentuan-Nya serta memohon pertolongan-Nya dgn penuh kesabaran

3. Muhasabah (Interospeksi diri)
“Hai orang2 yang beriman , bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya u/ hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan“
(Q.S. Al Hasyr:18)

Dari Umar al Faruq r.a. berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditm yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang satu pun´´
Bagaimana mungkin bisa memperbaiki diri jika tidak ada muhasabah, tanpa muhasabah maka tidaka akan ada perubahan

4. Muáqobah (Pemberian sanksi)
“Dan dalam qishah itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang2 yang berakal, supaya kamu bertaqwa´´ (Q.S. Al Baqarah:178)
Apabila seorang mu´min menemukan kesalahan maka tidak pantas baginya untuk membiarkannya. Sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan2 yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Sanksi itu harus dgn sesuatu yang mubah, tidak boleh dgn sanksi yang haram

. Mujahadah (Optimalisasi)
Mujahadah sebagaimana dl Q.S. Al ankabuut:69
“Dan orang2 yang berjihad u/ (mencari keridhaan) Kami, benar2 akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan2 Kami. Dan sesungguhNya Allah benar2 beserta orang2 yang berbuat baik´´
berarti apabila seorang mu´min terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amal2 sunnah serta ketaatan lainnya tepat pada waktunya mala ia harus memaksa dirinya melakukan amal2 sunnah lebih banyak dari sebelumnya.

Beramal hendaknya jangan seadanya. Bersungguh2lah dalam keadaan apapun dan dalam melakukan amalan apa saja. Dalam sebuah Hadist Qudsi:
“Dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata, Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Allah berfirman: Tidaklah seorang hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai selain dari amalan2 wajib dan seorang hambaKu senantiasa mendekat kepada-Ku dengan melakukan amalan2 sunnat, sehingga Aku mencintgainya.

Apabila Aku telah mencintai-Nya, maka Akulah yang menjadi pendengarannya dan sebagai tangan yang digunakannya untuk memeganagn dan kaki yang dia pakai u/ berjalan dan apabila ia memohon kepada-Ku pasti Kukabulkan, dan jika berlindung kepada-Ku pasti Ku lindungi.’’

(Masih) Tentang Cinta

0 komentar
Sudah berapa banyak mungkin ratusan ribuan, bahkan jutaan hingga milyaran. Kata cinta terlontar dari bibir manusia yang rapuh. Dari mulai presiden hingga pengamen, kaum agamis bahkan atheis pun semua berkata cinta, cinta dan cinta. Akan tetapi tentu berbeda konteks, arti dan makna dari tiap2 person tersebut dalam berbicara mengenai cinta. Seolah-olah dunia ini menjadi bising karena bunyi dari kata cinta tersebut.

Begitu juga demikian halnya dengan banyaknya karya seni yang “mengeksploitasi cinta” sebut saja mulai dari film, lagu, buku, lukisan, cerita rakyat, dan lain-lainya yang memang sudah terlalu banyak untuk dituliskan dalam media yang terbatas ini. Seakan cinta menjadi sebuah tema besar kehidupan (termasuk tema besar status facebook). Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga ini menurut Bang H. Rhoma Irama. Lain lagi dengan Agnes Monica yang bilang bahwa

Cinta ini kadang tak ada logika (bingung). Menurut Afghan bahwa Cinta ku bukan cinta biasa (emang beda biasa sama yang gak biasa, apa Ghan?). Bahkan d’Masiv berbicara bahwa Cinta ini membunuhku (luar biasa!!).

Cinta sudah menjadi industri sekarang ini dan tak dapat dipungkiri bahwa cinta menjadi ladang komersil yang sangat menggiurkan bagi para kaum kapitalis. Diciptakanlah momen-momen yang berkenaan dengan cinta, lalu kemudian dibuat produk-produk cinta tentang cinta tersebut. Para kaum kapitalistik melakukan hal ini juga mengatasnamakan “cinta”. Akan tetapi cinta terhadap kepentingan dan uang yang akan mereka raih atas “pengindustrisasian cinta”. Mereka menjual cinta seperti menjual kacang goreng dikegelapan malam ditengah ramainya acara pesta rakyat 17 Agustusan.

Apakah makna cinta itu? Apakah arti cinta menurut anda?. Setiap orang tentu mempunyai definisi dan tafsiran yang berbeda mengenai cinta. Saya jadi teringat sewaktu masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Guru Bahasa Indonesia saya pernah mengatakan bahwa Cinta itu kepanjangan dari Cerita Ini Nanti Takkan Ada. Aneh memang, tapi ada benarnya juga beliau berkata seperti itu. Kenapa?

Konon pada suatu hari sebuah riset dilakukan oleh seorang ilmuwan. Ia meriset mengenai cinta tentang bagaimana perilaku orang yang terkena cinta dan perlakuan orang-orang terhadap cintanya. Kesimpulan dari Ilmuwan tersebut menyebutkan bahwa pada masa pacaran (zaman keemasan orang berbicara cinta) kebanyakan kaum pria yang berbicara dibandingkan kaum perempuan (merayu dll). Lain lagi ketika pada masa pernikahan ketika mempunyai anak satu atau dua. Giliran kaum perempuan yang lebih banyak berbicara ketimbang kaum laki-lakinya (menuntut hak sebagai istri dan anak-anaknya). Pada fase ketiga (fase klimaks) ketika mempunyai anak lebih dari dua dan seterusnya. Maka kaum laki-laki dan kaum perempuan sama-sama saling berbicara sekuat tenaganya dan berusaha untuk saling mengalahkan satu sama lain. Lalu timbul pertanyaan, siapa yang akan mendengarkan?. Yang akan mendengarkan adalah para tetangga dan anak-anaknya. [^_^]

Berbicara cinta saya juga teringat dengan ungkapan salah satu tetangga saya. Beliau bilang bahwa cinta itu seperti (maaf) buang angin. Ketika ingin dikeluarkan malu, akan tetapi kalau tidak dikeluarkan juga dapat menimbulkan penyakit!!. Dari dua contoh yang saya sebutkan, didalam benak saya, entah kenapa mereka bisa berkata seperti itu?. Mungkin karena pengalaman, guyonan belaka, ataukah memang seperti itu perspektif dan persepsi kebanyakan manusia tentang cinta.

Kenapa manusia sering sakit terhadap cinta? Karena ditinjau dari istilahnya saja, seseorang yang merasakan hebatnya, dahsyatnya, indahnya, manisnya cinta dikatakan bahwa ia sedang “jatuh cinta”. Jika seseorang jatuh baik sengaja maupun tidak sengaja. Maka ia akan merasakan sakit, dan itu pasti tidak bisa tidak untuk menghindarkan kata jatuh dengan kata sakit atau kata yang bermakna sama.

Sedangkan alasan yang kedua adalah karena kita picik dalam memandang cinta. Kebanyakan cara pandang dari manusia picik terhadap cinta itu sendiri. Kenapa kita bisa berkata bahwa Romeo itu orang yang ganteng, tampan plus rupawan. Begitu juga dengan Juliet kenapa kita bisa yakin bahwa ia sosok wanita yang cantik, menarik, yang dapat membuat Romeo melirik.

Begitu pula dengan tokoh-tokoh fiktif mengenai kisah romansa cinta lainnya, seperti Fachry, Maria, dan Aisyah di film ayat-ayat cinta. Atau Isabella Swan dan Edward Cullen di dalam cerita Twilight (heran, setan koq bisa-bisanya ganteng ya??). Di kisah-kisah lama pun seperti tak mau ketinggalan seperti Rahma dan Shinta, Sleeping Beauty, Snow Whites dan lain-lain kesemua tokoh-tokoh utamanya (entah kita yang membayangkan atau narasi ceritanya memang berkata seperti itu) pastilah orang-orang yang mempunyai wajah yang rupawan dan cantik nun jelita.

Malah orang-orang yang menjadi musuhnya bisa dibilang memiliki wajah yang agak kurang dibanding tokoh-tokoh utama tersebut. Seakan-akan tidak ada cinta untuk orang-orang yang tidak tampan atau cantik (walaupun ada yang bilang bahwa rupawan atau tidaknya itu relative, tapi realisasinya yang jelek itu mutlak hukumnya. Hhehe maaf lho kalau yang ini mah bercanda doang).

Kalaupun ada cerita yang tokoh utamanya tidak rupawan. Itu hanya sekedar untuk awalan saja. Toh akhirnya tokoh-tokoh itu akan menjelma berubah menjadi sosok pangeran yang cakep, putri yang cantik dsb,dsb. Seperti Beauty and the Beast, Princes Frog, atau kalau di Indonesia -nya Lutung Kasarung.

Alasan ketiga menurut saya adalah bahwa manusia sekali lagi picik/parsial/juz’iyah dalam mengartikan cinta. Karenanya manusia sering menyandingkan cinta dengan istilah yang menurut saya, aneh. Cinta pertama salah satu contohya. Kebanyakan ketika seseorang ditanya sejak kapan ia mulai merasakan cinta pertama. Kebanyakan mereka selalu menjawab ketika berumur belasan tahun mungkin sekitar 14-18 tahun. Alangkah malang sekali hidup orang-orang ini.

Apakah semenjak umur mereka 0 hari sampai dengan usia tersebut, mereka sama sekali belum pernah merasakan cinta?. Padahal semenjak usia 0 hari mereka itu berada dalam organ manusia didalam perut yang bernama RAHIM (salah satu sifat Allah yang berarti maha penyayang). Apakah benar ia tidak merasakan cinta Tuhannya pada saat itu?. Atau ketika orang tersebut terlahir kedunia, ia pun disambut dengan air mata cinta ibunda dan ayahandanya!!. Sekali lagi, apakah orang itu tidak merasakan cinta kedua orang tuanya ketika peristiwa itu terjadi?.

Cinta monyet. Apakah cinta monyet itu? Manusia berpikir bahwa cinta monyet adalah cinta pada lawan jenis ketika masa kanak-kanak (atau semacamnya –lah). Padahal (lagi-lagi menurut saya) monyet itu adalah binatang (setuju kan)!!. Apakah kita mau menyamakan ketika diri kita kanak-kanak dengan seekor binatang. Cinta binatang justru hanya untuk memuaskan naluri kebinatangannya saja. Jarang saya mendengar bahwa ada pasangan monyet mempunyai komitmen membina sebuah keluarga, punya anak keturunan sampai cucu bahkan cicit dan seterusnya sampai ajal menjemput salah satu dari pasangan monyet tersebut. Pernahkah anda mendengarnya?. Cinta monyet (binatang) ini tak mengenal usia. Mereka-mereka yang terlibat dalam cinta ini, bisa jadi orang yang sudah dewasa dan juga remaja. Banyak juga orang yang menikah secara tak sengaja (by accident) karena cinta monyet (binatang) ini. Cinta monyet sama dengan kumpul kebo kalau menurut saya. Toh mereka itu sama-sama binatang -kan?.

Dan alasan yang keempat adalah manusia sekali lagi picik/parsial/juz’iyah dalam hal mencintai. Manusia makhluk yang tak sempurna akan tetapi juga terlalu menjadi sempurna (berlebihan) untuk mencintai sesuatu yang tidak sempurna. Dalam Al Qur’an Allah telah berfirman yang artinya “Dijadikan indah pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang tertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan dunia, dan di sisi Allah –lah tempat kembali” (QS 3 : 14).

Pandangan manusia menjadi indah ketika melihat hal-hal seperti itu. Dan ini hanya pandangan bahkan terkadang malah hanya menjadi fatamorgana belaka. Salah seorang teman pernah berkata bahwa cinta adalah sebuah penipuan. Karena didalam cinta (masih menurut teman saya) terjadi proses keberpura-puraan untuk menjadi sosok yang terlihat sempurna dihadapan hal-hal yang ia cintai. Manusia menipu dirinya karena cintanya. Padahal Allah –lah tempat kembali. Ini menunjukkan bahwa semua yang sudah disebutkan akan hilang karena ketidak sempurnaannya.

Mencintai hal yang tak sempurna berarti sudah harus siap resiko menerima sakit, kecewa perih, atau kata lain yang bermakna sejenis. Sangat wajar, karena memang apa yang dapat kita harapkan dari hal-hal yang tak sempurna?. Toh semua akan kembali ke Yang Maha Sempurna Allah SWT. Sangatlah aneh jika makhluk yang tak sempurna mengharapkan kesempurnaan dari hal-hal yang sama seperti manusia, yaitu ketidaksempurnaan. Manusia bukan suatu hal yang sempurna, karena secantik-cantiknya atau setampan-tampannya perempuan atau pria. Tetap saja jika ia buang angin (maaf sekali lagi maaf), baunya tetap saja tidak enak!!.
Wa Allahu A'lam Bi Showab
dinarzulakbar_mail@yahoo.com
mukminsehat.multiply.com

PANDANGAN MATA

Pandangan Mata Selalu Menipu
Pandangan Akal Selalu Tersalah
Pandang Nafsu Selalu Melulu
Pandang Hati Itu Yang Hakiki
Kalau Hati Itu Bersih

Hati Kalau Terlalu Bersih
Pikirannya Akan Menembus Hijab
Hati Jika Sudah Bersih
Firasatnya Tepat Karena Allah
Tapi Hati Bila Dikotori
Bisikannya Bukan Lagi Kebenaran

Hati Tempat Jatuhnya Pandangan Allah
Jasad Lahir Tumpuan Manusia

Utamakanlah Pandangan Allah
Daripada Pandangan Manusia